KOTA TANGERANG, Suararealitas.co – Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menjadi komunitas besar pendonor kornea mata di Indonesia, dengan program donor mata yang berkelanjutan. JAI telah menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Komunitas Pendonor Mata Terbanyak di Indonesia secara berkesinambungan”. Mereka juga menginisiasi program donor mata di beberapa daerah, bahkan ada desa yang warganya menjadi pendonor terbanyak.
Eddi Brokoli seorang aktor, penyanyi dan presenter yang hadir dalam pertemuan Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) mengatakan Pertemuan tahunan yang diadakan oleh JAI, adalah sebagai bentuk acara temu kangen dari anggota komunitas Ahmadiyah di seluruh Indonesia, yang diadakan di Kenanga Cipondoh Kota Tangerang, Minggu (02/11/2025).
“Dalam acara ini ada ceramah, talk show dan saya diberikan kesempatan untuk berbicara mengenai donor mata,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eddi lebih lanjut mengatakan ia mengajak bagi yang belum mendaftar sebagai calon pendonor kornea mata, agar segera mendaftar. ia sendiri beserta keluarga adalah sebagai calon pendonor kornea mata.
“Konsep kegiatan ini adalah sangat baik, dan ada hal bermanfaat yang kita bisa lakukan, jika ada peluang kenapa kita tidak melakukannya?,” paparnya.
Menurut Eddi yang menjadi kendala saat ini adalah adanya stigma donor mata itu menakutkan, masih banyak yang berpandangan tidak halal, tetepi MUI mengatakan donor mata boleh dilakukan.
“Ada pula yang mempunyai pandangan orang yang meninggal adalah dengan tubuh yang lengkap, dari pandangan muslim, sahabat Rosul ada yang dipenggal kepalanya tangannya, apa di akherat tubuh mereka menjadi tidak lengkap, tidak juga begitu kan?.” Ucapnya.
Ia berharap mudah mudahan donor kornea mata ini bisa dilakukan di komunitas lain, prinsip sapu lidi, kalau digunakan satu batang lidi tidak akan maksimal, tetapi kalau 1 ikat hasilnya akan lebih baik.
Suherman Koordinator donor mata Ahmadiyah wilayah Tangerang Raya mengatakan calon pendonor mata Tangerang raya tersebar di Perigi, Pondok Aren, Serua, Pamulang, Panunggangan Timur, Panunggangan Barat, warung mangga, Gondrong, Kenanga, Peninggilan, Pagedangan dan Rajeg. Dengan calon pendonor mata sebanyak 3.298 orang.
“Yang terbanyak adalah sari Gondrong dan Peninggilan, masing masing jumlahnya seribuan orang,” ujarnya.
Masih kata Suherman dari Ahmadiyah mempunyai tim yang terdiri dari satu orang petugas eksisi dan seorang driver. Jadi tim eksisi akan datang ke rumah yang meninggal untuk mengambil kornea matanya.
“Setelah mendapat restu dari anak anaknya yang meninggal, petugas eksisi akan mengambil kornea mata tersebut tidak lebih dari 1 jam, organ yang diambil tersebut setipis potongan daun bawang,” ujarnya.
Ketua Komunitas Donor Mata (KDM) Indonesia Abdul Gani Setiawan mengatakan KDM lahir pada tahun 2015 sebagai wadah untuk mengkoordinir calon donor mata
“Agar jika calon donor mata meninggal bisa di eksekusi korneanya untuk diambil dan diserahkan ke RS Mata,” ujarnya.
Masih katanya, KDM juga menyediakan Nakes atau tenaga kesehatan yang di training oleh Bank Mata, dan nantinya mendapat sertifikat sehingga petugas Nakes diizinkan untuk melakukan eksisi kepada donor mata yang meninggal.
“Jadi tim yang sudah di training oleh Bank Mata dan bersertifikat bisa melakukan eksisi sekalipun di pelosok, kalau menunggu dokter mata kan mereka sibuk di rumah sakit,” ujarnya.




































