Jakarta, Suararealitas.co – Semangat kesiapsiagaan dan kebersamaan mewarnai Jakarta Fire Safety Challenge (JFSC) 2025 yang digelar di Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta. Ajang ini hadir dengan tema besar “Kita Songsong Lima Abad Jakarta Menjadi Kota Global dan Berbudaya” yang sekaligus menegaskan pentingnya membangun budaya keselamatan di tengah masyarakat perkotaan.
Acara ini menjadi wadah pembinaan keterampilan dan pengetahuan bagi Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) serta Tim Tanggap Darurat Gedung (MKKG) melalui serangkaian kompetisi yang sarat edukasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perubahan Mindset, Dari Goni ke Handuk Basah
Ketua Umum Asosiasi Security Hotel Indonesia (ASH Indonesia), Efrizon, menekankan pentingnya perubahan mindset masyarakat dalam menghadapi kebakaran.
“Jika dahulu praktik pemadaman menggunakan karung goni, kini beralih dengan handuk basah atau anduk. Cara ini lebih efektif dan mudah diterapkan masyarakat di lingkungan sekitar mereka,” jelasnya.
Menurutnya, perubahan sederhana ini bukan hanya soal teknik, tetapi juga soal kesiapan mental dalam merespon keadaan darurat. “Pencegahan selalu lebih baik daripada penanganan. Kita ingin masyarakat dan satpam gedung terbiasa melakukan langkah awal pemadaman dengan benar, cepat, dan aman,” tambah Efrizon.
Ribuan Peserta, Ajang Unjuk Kesiapan
Pada hari pertama, kompetisi diikuti oleh ratusan Redkar dari berbagai wilayah Jakarta. Mereka menunjukkan keterampilan memadamkan api menggunakan APAR, hidran, hingga simulasi karung/handuk basah.
Hari-hari berikutnya, panggung kompetisi akan diisi oleh perwakilan hotel dan apartemen. Lebih dari 25 hotel dan 50 apartemen telah mengirimkan tim terbaik, dengan total 112 grup peserta yang mewakili asosiasi profesi. Mereka akan bersaing dalam kategori pemadaman APAR, pengoperasian hidran, teknik pertolongan pertama darurat (P3K), hingga simulasi tim rescue.
Bangun Solidaritas dan Kebanggaan Profesi
Bagi Efrizon, JFSC bukan semata lomba, melainkan ajang membangun solidaritas lintas profesi.
“Kegiatan ini memberikan motivasi bagi tim keamanan orang-orang pilihan dari hotel dan apartemen untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan kebakaran. Selain menguji ketangkasan, ini juga kesempatan untuk berkenalan, bersosialisasi, dan saling belajar antar-perwakilan gedung dan asosiasi profesi,” ujarnya.
Ia menilai, semangat kebersamaan yang tumbuh di JFSC akan memperkuat budaya tangguh dalam menghadapi kebakaran. “Kita tidak ingin menunggu bencana, kita ingin masyarakat siap mencegah sejak dini. Edukasi, latihan, dan kompetisi adalah cara yang efektif,” katanya.
Songsong Jakarta Berbudaya Keselamatan
Dengan jumlah kasus kebakaran di Jakarta yang masih tinggi setiap tahun, kegiatan seperti JFSC menjadi momentum penting untuk memperkuat kapasitas masyarakat sekaligus profesional di sektor keamanan gedung.
“Kami ingin membentuk generasi relawan dan profesional yang bukan hanya tangguh secara teknis, tetapi juga memiliki kebanggaan dan kesadaran budaya keselamatan. Inilah yang menjadi bagian dari visi besar Jakarta sebagai kota global berbudaya,” tegas Efrizon menutup pernyataannya.




































