![]() |
Foto Ist/BPMI Setpres |
Jakarta – Lagu daerah Provinsi Lampung dengan berjudul ‘Sang Bumi Ruwa Jurai’ masuk daftar lagu daerah nasional yang dibawakan dan dilantunkan bersama beberapa lagu daerah provinsi lainnya dalam rangkaian upacara peringatan HUT RI yang ke-77 di Istana Negara yang berlangsung pada hari Rabu (17/8/2022) pagi.
Kemudian di nyanyikan dengan begitu apik oleh kelompok paduan suara dari Orkestra Gita Bahana Nusantara di hadapan langsung Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, pejabat tinggi negara, para Menteri-menteri, dan beserta tamu undangan yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan, dengan terpilihnya lagu ‘Sang Bumi Ruwa Jurai’ menjadi kebanggaan tersendiri untuk masyarakat Provinsi Lampung. Sontak saja, lagu tersebut langsung dibanjiri di dunia maya dan Medsos, karena tidak asing lagi ditelinga masyarakat Lampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sang Bumi Ruwa Jurai” adalah lagu daerah Provinsi Lampung yang cukup populer di khalayak umum. Judul lagu ini diambil dari julukan Provinsi Lampung, “Sai Bumi Ruwa Jurai” yang berarti “Satu Bumi Dua Macam”.
Sesuai dengan judulnya, lirik lagu ‘Sang Bumi Ruwa Jurai’ (Satu Bumi Dua Macam) ini menggambarkan daerah Provinsi Lampung yang terdiri dari dua kelompok masyarakat, yaitu yang tinggal di pesisir (saibatin) dan yang hidup di pedalaman (pepadun), dan juga merupakan semboyan dari Provinsi Lampung yang dimaknai dengan semangat persatuan serta saling menghormati.
Sementara itu, lagu ‘Sang Bumi Ruwa Jurai’ juga menceritakan betapa melimpahnya sumber daya alam seperti kopi, lada dan cengkeh yang menandakan adanya kemakmuran di tanah Provinsi Lampung.
Bagi yang penasaran, berikut ini lirik beserta terjemahannya lagu “Sang Bumi Ruwa Jurai”, lagu daerah Lampung yang diciptakan oleh Syaiful Anwar.
Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai
Jak ujung Danau Ghanau
(Dari ujung Danau Ranau)
Teliyu mit Wai Kanan
(Melewati Way Kanan)
Sampai pantai Lawok Jawo
(Sampai pantai Laut Jawa)
Pesisigh ghik pepadun
(Pesisir dan pepadun)
Jadi sai dilom lambang
(Bersatu di dalam rumah)
Lampung sai kayo ghayo
(Lampung yang kaya raya)
Lampung sai
(Lampung satu)
Sang bumi ghua jughai
(Satu bumi dua macam 2x)
Ki gham haga bughasa
(Jika kamu ingin merasakan)
Hujauni pemandangan
(Hijaunya pemandangan)
Huma lada di pematang
(Kebun lada di pematang)
Apilagi cengkehni
(Apalagi cengkehnya)
Telambun beghuntaian
(Banyak beruntaian)
Tandani kemakmughan
(Tandakan kemakmuran)
Lampung sai,
(Lampung satu)
Sang bumi ghua jughai
(Satu bumi dua macam 2x)
Canggat bagha bulagu
(Penghormatan pemuka adat [Pepadun])
Sembah jama Sai batin
(Penghormatan pemuka adat [Sebatin])
Sina gawi adat sikam
(Itulah aturan adat kami)
Manjau ghik sebambangan
(Berkunjung dan larian)
Taghi ghakot ghik Melinting
(Tari ragat melinting)
Cihgini ulun Lampung
(Tandanya orang Lampung)
Lampung sai,
(Lampung satu)
Sang bumi ghua jughai
(Satu bumi dua macam 2x).
(Za/SR)