Jakarta,Suararealitas.co – PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) terus melangkah optimistis di tengah tantangan bisnis 2024. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Rabu, 25 Juni 2025, di Jakarta, Perseroan menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp150 juta kepada para pemegang saham. Keputusan ini menjadi bagian dari strategi perusahaan menjaga kepercayaan investor dan stabilitas jangka panjang.
Direktur Utama ATAP, Hj. Indriati, SE. M.Si, Ak mengungkapkan bahwa laba bersih pada tahun buku 2024 tercatat sebesar Rp2,15 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp100 juta dialokasikan sebagai dana cadangan umum, dan Rp1,9 miliar digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan ekspansi usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Meskipun menghadapi tekanan operasional dan pasar yang dinamis, kami tetap berkomitmen memberikan hasil terbaik dan apresiasi kepada investor melalui dividen tunai,” ujar Indriati.
Sepanjang 2024, pendapatan usaha ATAP tercatat sebesar Rp14,19 miliar, turun 39,99% dari Rp23,65 miliar pada 2023. Penurunan ini diikuti oleh penurunan beban pokok penjualan sebesar 40,07%, yang menjaga Gross Profit Margin tetap di level 38%. Sayangnya, tekanan finansial menyebabkan laba usaha berbalik negatif menjadi Rp2,11 miliar dari sebelumnya positif Rp162 juta.
Kerugian komprehensif tahun berjalan tercatat sebesar Rp1,94 miliar, dengan laba per saham (EPS) anjlok dari Rp0,13 menjadi minus Rp1,69. Hal ini menjadi refleksi serius atas tantangan profitabilitas Perseroan.
Dari sisi neraca, Total aset turun 6% menjadi Rp6,83 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada aset tidak lancar yang susut 32,74%, disusul aset lancar yang turun 2,57%. Meski begitu, persediaan real estat naik 4,95% dan uang muka meningkat 8,5%, menandakan strategi Perseroan untuk fokus pada proyek yang mendukung penjualan jangka menengah.
Liabilitas jangka pendek menurun 17,72%, utamanya karena pelunasan utang bank dan penurunan tajam utang pajak. Liabilitas jangka panjang juga terkoreksi 9,9% karena penghapusan utang pihak berelasi dan turunnya kewajiban pascakerja. Secara keseluruhan, total liabilitas Perseroan menyusut 14,31% menjadi Rp4,89 miliar.
Disisi lain, Ekuitas juga mengalami sedikit penurunan 2,43% menjadi Rp1,93 miliar. Saldo laba belum ditetapkan penggunaannya turun 13,08%, meski laba yang ditetapkan penggunaannya naik 25%. Pendapatan komprehensif lain menunjukkan perbaikan dengan perubahan dari rugi Rp40 juta menjadi laba Rp173 juta, menunjukkan peningkatan pada manajemen risiko jangka panjang.
Strategi dan Optimisme Menyambut 2025
Di tengah tantangan, Trimitra Goldland terus menunjukkan inisiatif strategis. Tahun 2024 menjadi tonggak penting dengan peluncuran cluster komersial dua lantai di Cibungbulang Town Hills dan pengembangan konsep baru perumahan subsidi yang lebih modern serta sesuai tren pasar.
Tak hanya itu, Perseroan berhasil mengamankan izin pengembangan lahan seluas 15 hektare di Bekasi—salah satu wilayah dengan potensi properti tinggi. Aksi korporasi ini menjadi landasan ekspansi pasar yang lebih agresif pada 2025.
“Kami menargetkan pendapatan Rp49 miliar di 2024 dan meningkat menjadi Rp55 miliar di 2025. Fokus kami adalah properti subsidi dan digitalisasi bisnis berbasis ESG untuk memperkuat keberlanjutan usaha,” jelas Indriati.
Trimitra juga menyasar pasar energi hijau dan kawasan industri pintar. Perusahaan telah memulai inisiatif seperti kawasan industri hijau di Bekasi, integrasi teknologi proptech berbasis IoT dan AI, hingga kolaborasi dengan UMKM untuk membangun rantai pasok berkelanjutan.
Kepemimpinan dan Penghargaan
Sebagai pengakuan atas kepemimpinan transformasional, Indriati dinobatkan sebagai salah satu “Indonesia Most Powerful Women 2024”. RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali jajaran Direksi dan Komisaris untuk masa jabatan lima tahun ke depan, mencakup Indriati, Rachmat Yaktihadi, Yoyo Sugeng Triyogo, dan Nadia Hasna Humaira.
“Dengan landasan yang kuat, strategi inovatif, dan keberanian dalam menghadapi disrupsi, ATAP percaya diri menyongsong masa depan. Fokus pada properti subsidi, efisiensi aset, serta digitalisasi menjadi pilar utama dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.