TANGERANG, Suararealitas.co – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tangerang Raya, Aji Mustajar, menyampaikan kecaman keras terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh PLH Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadindikbud) Provinsi Banten, Lukman, yang menyebut warga Kota Tangerang sebagai “kampungan”. Pernyataan yang termuat dalam pemberitaan media tersebut dinilai sangat tidak pantas, mencederai martabat warga Tangerang, dan mencerminkan sikap arogan serta jauh dari nilai-nilai etika seorang pejabat publik.
Menurut Aji, ucapan tersebut bukan sekadar kekeliruan verbal, melainkan bentuk penghinaan terbuka terhadap masyarakat yang selama ini turut membangun wajah Provinsi Banten melalui kerja keras, partisipasi aktif, dan kontribusi budaya. Kota Tangerang adalah wilayah dengan keberagaman masyarakat yang dinamis, urban, dan memiliki potensi luar biasa di berbagai sektor. Menggeneralisasi mereka sebagai “kampungan” adalah bentuk penyempitan cara pandang yang sangat tidak bertanggung jawab.
HMI Cabang Tangerang Raya menilai bahwa seorang pejabat, apalagi yang mengemban amanah di bidang pendidikan dan kebudayaan, seharusnya menjadi contoh dalam menjaga tutur kata dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Justru dengan sikap seperti ini, kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan bisa terkikis dan menimbulkan jarak antara pemimpin dengan masyarakat yang dipimpinnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aji Mustajar mendesak PLH Kadindikbud Banten untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Kota Tangerang. Ia juga menyerukan kepada Pemerintah Provinsi Banten agar melakukan pembinaan terhadap para pejabatnya agar lebih arif, santun, dan mencerminkan integritas seorang pelayan publik. Jika dibiarkan, pernyataan semacam ini dapat menciptakan polarisasi dan memperuncing jarak sosial antara masyarakat dan pemerintah.
Sebagai representasi mahasiswa dan anak muda Kota Tangerang, HMI akan terus bersuara dan mengawal marwah masyarakat. Pernyataan seperti ini tidak boleh dianggap remeh, karena menyangkut harga diri dan citra kolektif warga. Sudah saatnya pejabat publik menyadari bahwa kata-kata mereka bukan sekadar opini pribadi, tapi memiliki dampak besar terhadap kepercayaan dan rasa hormat publik.