Perlombaan Senjata Dunia, Menuju Kehancuran atau Perdamaian ?

- Jurnalis

Jumat, 19 Maret 2021 - 01:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Perlombaan Senjata Dunia, Menuju Kehancuran atau Perdamaian ?

Oleh : Dede Farhan Aulawi 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

(Pegiat Perdamaian Dunia)

Suararealitas.com, Kabupaten Tangerang – Tak dipungkiri perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami loncatan yang sangat signifikan. Terutama setelah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) dimanfaatkan di berbagai bidang. Termasuk di dalamnya bidang militer yang membawa perlombaan senjata semakin canggih dengan daya rusak yang dahsyat. Boleh jadi semua memiliki argumen untuk bertahan dan mempertahankan diri jika ada penyerangan dan terjadi peperangan. Berlindung dibalik argumen tersebut, perlombaan senjata mengalami percepatan yang luar biasa. Ada berbagai jenis senjata yang dipertontonkan dalam parade – parade militer, dan tentu tidak semua senjata dipertontonkan terutama untuk beberapa tipe senjata pamungkas yang bersifat rahasia.

Sebagian ada yang dipertunjukkan sebagai strategi bisnis para pabrikan senjata agar dilirik dan dibeli oleh para calon konsumennya. Peperangan dan parade kekuatan tidak lebih dipandang sebagai promosi bisnis yang murah bahkan tanpa biaya. Sementara di sisi lain bisa juga dipandang sebagai strategi dalam menjatuhkan psikologi pertempuran ataupun memperkecil peluang dan probabilitas perlawanan. Satu sama lain saling mendukung, dan saling memanfaatkan.

Pertanyaan kemudian, sebenarnya dunia ini mau dibawa kemana ? Apakah semua parade dan propaganda kekuatan itu dalam rangka menuju tananan dunia yang lebih damai ? atau justeru meningkatkan ketegangan dan kekhawatiran psikologis umat manusia ? Padahal semua itu tidak semata – mata untuk dipertontonkan saja, tetapi justeru siap digunakan kapan saja saat diperlukan. Meskipun parameter “saat diperlukan” tersebut sangat relatif antara satu negara dengan negara lainnya, dan secara lebih spesifik tentu tergantung pada pemimpin di masing – masing negara. 

Baca Juga :  Pemerintah Kabupaten Tangerang Tegaskan Tidak Ada Pelarangan Ibadah

Konsepsi dalam meletakan tatanan dunia yang semakin damai dan sejahtera, bukankah bisa dimulai dengan komitmen bersama seluruh pemimpin negara untuk menghentikan aneka jenis perlombaan senjata ? Masyarakat dunia sebenarnya berhak untuk tahu dan mengetahui road map perdamaian dunia yang selama ini sering digaungkan. Adakah blue print ke arah tatanan dunia yang damai itu sudah disepakati dan ditandatangani bersama oleh seluruh pemimpin dunia ? Atau jangan – jangan semua hanya memiliki potret besar bahwa dunia ini penuh kehawatiran, penuh kecurigaan dan siap untuk saling menghancurkan dan memusnahkan.

Apalagi saat ini semua tahu, baik para akademisi maupun praktisi bahwa puncak perlombaan senjata menuju ke arah penciptaan senjata cerdas dan senjata otonom, dimana mampu memilih dan menyerang target tanpa campur tangan manusia. Di samping tentu tidak bisa mengabaikan perlombaan senjata pemusnah massal seperti bom atom atau nuklir. Tidak bisakah semua pemimpin bisa duduk bersama penuh keakraban yang dilandasi saling percaya untuk merubah strategi pertahanan menjadi strategi perdamaian ?

Baca Juga :  Optimalisasi Layanan, Kerja Sama Ditjen Imigrasi dengan Bank Mandiri Mudahkan Pemohon Golden Visa

Jika senjata – senjata cerdas tersebut berhasil diciptakan, adakah yang bisa menjamin bahwa senjata – senjata tersebut tidak akan jatuh ke tangan yang salah ? Baik ke tangan pemimpin formal ataupun pemimpin informal yang tidak terkendali. Bukankah kecerdasan itu sejatinya harus diimbangi dengan kematangan psikologis agar bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan ? Bukankah jauh lebih baik jika teknologi AI tersebut digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran masyarakat dan kemanusiaan, daripada hanya menjadi ancaman yang sangat mengkhawatirkan bahkan bisa menghancurkan dunia.

Jika semua memiliki komitmen yang sama untuk membuat tatanan dunia yang damai, maka perlombaan senjata cerdas dan senjata otonom ini harus dicegah. Sumber daya yang berpotensi merusak harus ditransformasi menjadi sumber daya yang membangun. Alokasi anggaran yang besar untuk peperangan, harus diganti menjadi anggaran untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Doktrin perdamaian ini tidak cukup disuarakan oleh satu atau dua negara saja, tetapi harus menjadi paduan suara kolektif dengan ritme dan harmoni yang cantik. Alunan simfoni kebersamaan menuju tatanan dunia yang semakin damai harus melandasi setiap kebijakan pertahanan di seluruh dunia.***RI

Berita Terkait

Umat Hindu Gelar Doa Kebangsaan untuk Perdamaian Bangsa dan Negara
BRI KC Cibubur Peringati Hari Pelanggan Nasional 2025, Perkuat Komitmen Layanan Prima
Presidium Civil Society Serukan Reformasi Pemerintah dan Hentikan Kekerasan terhadap Rakyat
Pemkap Sejuk dan Kondusif, Gelar Istighosah Bersama Elemen Masyarakat
Menkomdigi Apresiasi Terselenggaranya Kongres Persatuan PWI: Fokus Kawal Jurnalisme Profesional dan Berkualitas
Dua Penghargaan Sekaligus untuk Angelica Judith Micheldi di Rajamangala University of Technology Krungthep
Koalisi Serikat Pekerja Sampaikan 8 Tuntutan ke Presiden Prabowo
Film Sayap Garuda Angkat Pesan Stop Bullying

Berita Terkait

Sabtu, 6 September 2025 - 20:10 WIB

Umat Hindu Gelar Doa Kebangsaan untuk Perdamaian Bangsa dan Negara

Sabtu, 6 September 2025 - 09:05 WIB

BRI KC Cibubur Peringati Hari Pelanggan Nasional 2025, Perkuat Komitmen Layanan Prima

Kamis, 4 September 2025 - 17:52 WIB

Presidium Civil Society Serukan Reformasi Pemerintah dan Hentikan Kekerasan terhadap Rakyat

Kamis, 4 September 2025 - 15:35 WIB

Pemkap Sejuk dan Kondusif, Gelar Istighosah Bersama Elemen Masyarakat

Kamis, 4 September 2025 - 14:09 WIB

Menkomdigi Apresiasi Terselenggaranya Kongres Persatuan PWI: Fokus Kawal Jurnalisme Profesional dan Berkualitas

Berita Terbaru