Jakarta, Suararealitas.co — Dalam rangka menyambut Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke-25, Pengurus DMDI Jakarta menggelar seminar bertema “Implementasi Dakwah dan Budaya Melayu di Indonesia” sebagai bagian dari rangkaian pra-konvensyen. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan lomba fotografi anak usia dini dalam semangat menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Seminar dilaksanakan di Ruang PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, pada Jumat (1/8), pukul 08.00–12.00 WIB. Acara ini bertujuan memperluas literasi budaya Melayu serta mendiseminasikan nilai-nilai Islam dalam konteks budaya sebagai bagian dari jati diri kebangsaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua DMDI Jakarta, Muhammad Ikhwan, menjelaskan bahwa konvensyen merupakan agenda tahunan DMDI yang menjadi ajang mempererat silaturahmi antar komunitas Melayu dan umat Islam, sekaligus membahas isu-isu strategis global.
“Tahun ini, DMDI Indonesia yang diketuai oleh Sa’id Aldi Al Idrus dipercaya menjadi tuan rumah Konvensyen DMDI ke-25. Sebanyak 15 negara dan 28 perwakilan wilayah DMDI di Indonesia akan hadir dalam agenda akbar yang akan digelar pada 22–26 Oktober 2025 di Jakarta,” ujar Ikhwan.
Ketua Panitia, Raden Dewi Rahmawati, menambahkan bahwa lomba fotografi yang melibatkan anak-anak turut menjadi bagian penting dari rangkaian kegiatan pra-konvensyen. Objek foto meliputi pemandangan, busana, dan rumah adat dari berbagai daerah di Indonesia. “Lomba ini bertujuan menanamkan kecintaan anak terhadap kekayaan budaya bangsa sejak dini, sekaligus memeriahkan perayaan HUT RI ke-80,” jelasnya.
Para pemenang lomba mendapatkan hadiah menarik berupa voucher umrah untuk juara 1, 2, dan 3, dengan total hadiah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2 juta, ditambah trofi dan bingkisan.
Dalam seminar, Dr. KH Ahmad Nur Alam Bachtiar, MA, tampil sebagai narasumber pertama dengan membawakan materi tentang pentingnya implementasi nilai-nilai dakwah dan budaya Melayu yang berlandaskan Islam. Ia menekankan pentingnya akhlak, taqwa, keadilan, dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga menyoroti pentingnya berpakaian Islami sebagai cerminan kesopanan dan penghormatan terhadap budaya Melayu.
Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Lismomon Nata, S.Pd., M.Si., C.Ht., menguraikan hubungan historis dan filosofis antara Islam dan budaya Melayu. Menurutnya, Islam merupakan ruh dari kebudayaan Melayu yang lahir dari proses akulturasi. “Budaya Melayu dan Islam adalah dua entitas berbeda yang saling menguatkan. Keduanya tidak bisa dipisahkan dan harus terus dijaga,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sebagai kota global, Jakarta harus memiliki fondasi kuat dalam nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. Karena itu, penguatan identitas budaya lokal sangat penting untuk menjaga karakter bangsa.
Acara ini turut didukung oleh berbagai pihak, di antaranya Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi DKI Jakarta, BAZNAS Provinsi DKI Jakarta, Prokids, Mentari Creative Organizer, dan Kurma Travel DKI Jakarta.
Mengakhiri kegiatan, Ketua DMDI Jakarta, Muhammad Ikhwan, mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber, dewan juri, peserta, dan pendukung acara. “Semoga kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memupuk cinta tanah air dan bernilai ibadah. Aamiin,” tutupnya.
Pesannya : Mari terus bergerak, menggerakkan, dan menebarkan kebaikan kepada sesama.