BEKASI, suararealitas.co – Sebelumnya, publik sempat dikejutkan dengan pemberitaan media siber teropongrakyat.co bertajuk “Bekasi, Kota Patriot yang Dihadapkan pada Ancaman Serius Peredaran Obat Terlarang” pada Kamis 31 Juli 2025 lalu, yang menyebutkan bahwa adanya penutupan jaringan peredaran obat keras terbatas di wilayah Bekasi.
Namun, fakta terbarunya menunjukkan bahwa peredaran obat keras terbatas kembali muncul ke permukaan, seolah tak tersentuh oleh hukum.
Kembalinya aktivitas ilegal ini menimbulkan tanda tanya besar. Apakah ada oknum yang turut bermain di balik layar? Jika pemberitaan sebelumnya benar-benar telah menekan peredaran, mengapa kini bisnis haram tersebut berani beroperasi lagi? Pertanyaan mengenai siapa dalang di balik jaringan ini pun semakin menguat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengutip laporan dari dki.rasionews dengan judul “Bekasi Membara, Pil Koplo Dijual Bebas di Depan Posko Anti Narkoba” pada Senin, 18 Agustus 2025, fenomena ini semakin menegaskan bahwa peredaran obat keras terbatas di Bekasi bagaikan gunung es yang sulit diberantas.
Ironisnya, penjualan obat-obatan tersebut justru dilakukan di area yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam perang melawan narkoba.
“Warga menduga adanya pembiaran dari aparat penegak hukum yang seharusnya bertindak cepat dan tegas, serta berharap agar pihak kepolisian, dinas kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) segera bertindak tegas untuk menutup toko obat terlarang tersebut,” tulisnya, seperti dikutip dari dki.rasionews, di Bekasi.
Selain itu, mereka juga meminta agar dilakukan investigasi mendalam untuk mengungkap jaringan yang mungkin terlibat dalam peredaran obat-obatan terlarang ini.
Sementara itu, menurut Raka Prasetyo, selaku pakar hukum pidana mengatakan bahwa maraknya kembali peredaran obat keras terbatas ini mengindikasikan adanya kelemahan dalam sistem pengawasan.
“Jika peredaran obat keras terbatas bisa kembali hidup setelah sebelumnya diberitakan tutup, maka ada dua kemungkinan yakni lemahnya kontrol aparat atau adanya keterlibatan oknum tertentu. Negara tidak boleh kalah, sebab jika dibiarkan, generasi muda akan menjadi korban utama,” ujarnya.
Fenomena ini bukan hanya mencoreng wajah penegakan hukum, tetapi juga menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang khawatir generasi muda semakin mudah terjerumus dalam jerat penyalahgunaan obat keras.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari Polres Bekasi Kota maupun Pemkot Bekasi melalui Dinkes, suararealitas.co tengah berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak terkait. Konfirmasi akan dimuat pada kolom berikutnya.
Penulis : Za