NGANJUK, suararealitas.co – Peringatan Hari Buruh Internasional di Nganjuk diwarnai dengan kehadiran ratusan buruh yang memadati makam aktivis buruh legendaris, Marsinah.
Makam yang terletak di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini menjadi pusat perhatian pada Kamis (1/5/2025) pagi, sebagai simbol perjuangan hak-hak pekerja di Indonesia.
Pantauan suararealitas.co, bahwa area makam Marsinah yang di pagari tampak penuh sesak oleh para peziarah.
Keterbatasan ruang di dalam pagar hanya memungkinkan dua hingga tiga orang untuk masuk secara bersamaan.
Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi yang turut berziarah menyampaikan soal rencana Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk memperluas area makam Marsinah.
“Ya, kita akan memperlebar, tapi ya sesuai yang ada pagarnya saja. Akan kita lebar sesuai yang ada, tapi ya harus menunggu persetujuan pihak keluarga,” jelas Bupati yang akrab disapa Kang Marhaen kepada suararealitas.co, Kamis (1/5/2025).
“Jadi, ya paling tidak kalau mau nyekar, di situ lahannya luas,” sambungnya.
Selain pelebaran makam, Pemkab Nganjuk juga berencana untuk merenovasi atau memperbesar patung Marsinah yang berdiri di pinggir jalan masuk Desa Nglundo.
“Patung yang di pinggir jalan itu akan diperbesar, tidak terlalu besar, biar lebih kelihatan,” tutur Kang Marhaen.
Tragedinya Marsinah
Sebagai informasi, Marsinah sendiri merupakan tokoh penting dalam sejarah perjuangan buruh di Indonesia.
Berasal dari Nganjuk, ia aktif membela hak-hak pekerja pada tahun 1993.
Tragedisnya, pada tanggal 8 Mei 1993, Marsinah ditemukan meninggal dunia di sebuah gubuk di Dusun Jogong, Desa Wilangan, Nganjuk.
Kendati telah tiada, semangat perjuangan Marsinah terus membekas dalam ingatan kaum buruh di seluruh Indonesia.
Setiap tahunnya, pada peringatan Hari Buruh, makamnya selalu ramai dikunjungi para pekerja yang ingin mengenang jasa-jasanya.
Antusias Peziarah
Menyikapi antusiasme para buruh yang berziarah, rencana pelebaran makam dan renovasi patung ini diharapkan dapat memberikan penghormatan yang lebih baik kepada sosok Marsinah.
Namun, Bupati Nganjuk menegaskan bahwa realisasi rencana tersebut akan menunggu persetujuan dari pihak keluarga Marsinah dan koordinasi dengan perangkat desa setempat.
“Kita akan sangat menghormati keputusan keluarga dan berkoordinasi dengan baik dengan pemerintah desa terkait rencana ini,” pungkasnya.
Penulis : Etn
Editor : Za