BANDUNG – Setelah 2 tahun dilanda pandemi Covid-19 yang menghancurkan dunia kepariwisataan, Penggiat Ragam Wisata Nusantara (Prawita) Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (Genppari) bekerjasama dengan pemerintah untuk membangkitkan sektor pariwisata guna menggerakkan perekonomian diantaranya Pulau Bali yang masih merupakan ikon pariwisata Indonesia dan saat ini menjadi ikon kebangkitan pariwisata Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) DPP Prawita Genppari, Dede Farhan Aulawi setelah kembali dari Bali untuk mempelajari banyak hal terkait dengan kebangkitan industri pariwisata pasca pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah setahap demi setahap kebangkitan pariwisata mulai menggeliat untuk bangkit serta menggerakan sektor ekonomi yang terkait lainnya,” ujar Ketum DPP Prawita Genppari Dede Farhan Aulawi kepada wartawan di Bandung, Senin (15/08/22).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirinya selama ini memang dikenal sangat konsen dalam memajukan pariwisata di berbagai daerah di tanah air guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang merata melalui bidang pariwisata, seni budaya, dan produk – produk kreatif dari UMKM.
Oleh sebab itu, Dede Farhan Aulawi juga dikenal sebagai bapak Pariwisata Indonesia karena sangat aktif memajukan pariwisata Indonesia secara mandiri. Artinya bergerak dan bekerja secara mandiri tanpa harus membebani keuangan negara.
Menurutnya, lebih dari 2,5 tahun pandemi Covid-19 membuat pariwisata di seluruh dunia termasuk di Indonesia mengalami keterpurukan yang nyata. Untuk itu, kata Dede diperlukan upaya strategis operasional dan taktis dari pemerintah bersama semua stakeholder untuk memulihkan pariwisata yang menjadi tonggak perekonomian negara-negara di seluruh dunia.
“Bangkitnya sektor pariwisata akan menjadi trigger untuk menggerakan sektor ekonomi lainnya, dan tentu saja akan bermuara pada kebangkitan ekonomi masyarakat sampai ke pedesaan. Oleh sebab itu, Prawita Genppari membangkitkan sektor pariwisata sampai ke desa-desa di seluruh tanah air,” kata Ketum DPP Prawita Genppari.
Kemudian, Dede juga menjelaskan, bahwa Bali sampai saat ini masih menjadi ikon kebangkitan pariwisata tanah air, dan sekaligus menjadi etalase pariwisata Indonesia. Sehingga dapat dipahami jika pemerintah khususnya pusat sangat memperhatikan kondisi Bali saat ini.
Lanjut menurutnya, secara paralel harus juga memperhatikan daerah-daerah lainnya agar terjadi pemerataan kebangkitan pariwisata secara merata. Termasuk dibukanya pintu masuk penerbangan internasional ke Bali akan menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi yang ada di Pulau Dewata.
Selain itu, sambung dia, juga akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Jika hal yang sama dilakukan juga kepada daerah-daerah yang lain tentu akan berimplikasi positif untuk kesejahteraan masyarakat luas.
“Kita semua para penggerak kepariwisataan perlu banyak belajar dari Bali dalam mengelola setiap objek wisata dengan tata kelola yang profesional. Apalagi, Bali juga akan menjadi tempat penyelenggaraan event-event berskala internasional, seperti KTT G20, MotoGP, dan ASEAN Summit 2023,” sebut Dede.
Dede pun berharap kepada semua masyarakat untuk saling bahu membahu, dan bekerja sama dengan pemerintah guna mensukseskan event-event tersebut.
“Karena event tersebut akan berdampak pada pulihnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap dunia kepariwisataan, khususnya di Bali dan umumnya di seluruh tanah air,” tukas Dede.*(SR)