JAKARTA, suararealitas.co – Pekerjaan pemeliharaan berkala saluran drainase Rumah Susun (Rusun) 10 Daan Mogot Pesakih yang dikerjakan oleh PT Padomu Ulitua rupanya menuai reaksi masyarakat sekitar.
Pasalnya, warga menilai proyek dengan nomor kontrak 2234/RR.02.01 yang menggunakan anggaran APBD 2025 dengan dana pagu senilai Rp. 11. 598. 181.474 tersebut tidak memberikan manfaat nyata, lantaran air dalam saluran itu tidak mengalir seperti biasanya, sehingga mengeluarkan bau tak sedap pada lingkungan.
Hal ini dikatakan oleh Hery Susanto sebagai warga Rusun Pesakih, dia mengatakan, bahwa dari pekerjaan pertama melihat dari cara kerja mereka sudah kurang maksimal, pada saat galian tanah berada di jalan mereka tidak langsung membersihkan, sehingga jalan jadi kotor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Akibat galian tanah dari saluran, pada musim hujan jalan jadi berlumpur, pada saat panas menjadi debu, seharusnya Dinas Perumahan DKI memperhitungkan kenyamanan bagi warga, jangan asal asalan gitu,” kata Hery Susanto kepada wartawan, Sabtu (25/10/2025) di lokasi.
Hery Susanto menambahkan, kalau melihat anggaran yang begitu besar mencapai RP.11. 598. 181.474 seharusnya pekerjaan jangan asal jadi.
“Kita lihat aja, ada U’ditch yang sudah turun tidak rata lagi sama jalan, karena pemasangan pada U’ditch tidak memakai lantai kerja, pada hal anggaran sangat “fantastis” tapi hasilnya seperti ini,” singgungnya.
Hery berharap, melihat hasil dari pekerjaan karena dalam saluran banyak sampah, dan sebagian saluran tidak tertutup, dan dipasangi pasangan Batu Kali, padahal seharusnya itu harus di Cor dengan Beton, bukan memakai Batu Kali.
“Pemilihan pelaksana secara E-katalog, tentu Dinas Perumahan DKI Jakarta memilih PT tersebut secara benar, dan bertanggung jawab pada pekerjaan, dengan hasil pekerjaan seperti ini menimbulkan pertanyaan pada masyarakat, seharusnya Aparat Hukum (APH) layak memeriksa pekerjaan ini karena anggaran yang besar,” harapnya.
Hal senada dikatakan warga lain berinisial A juga menyampaikan kemecewaaanya.
“Proyek ini seharusnya membantu pembuangan air rumah tangga dan air hujan. Tapi malah tidak berfungsi. Apa gunanya pemeliharaan, kalau justru merugikan masyarakat? Kalau hujan besar, pasti air masuk ke permukiman karena saluran mampet,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengkritisi kualitas pekerjaan yang menurutnya dikerjakan secara asal-asalan.
Sontak, warga pun mendesak Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung maupun Kepala Inspektorat DKI Jakarta, Dhany Sukma supaya kegiatan yang menggunakan uang rakyat di tinjau ulang kembali.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi maupun langkah konkret dari Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman DKI Jakarta, Kelik Indiarto, suararealitas.co tengah berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak terkait. Konfirmasi akan dimuat pada kolom berikutnya.
Di saat situasi tidak menentu, suararealitas.co tetap berkomitmen memberikan fakta dan realita jernih dari situasi dan kondisi lapangan. Ikuti terus update terkini suararealitas.co.




































