Jakarta, Suararealitas.co – PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) menggelar Paparan Publik Insidentil di Jakarta, Rabu (24/9), sekaligus melaporkan kinerja keuangan perseroan pada kuartal II-2025 yang menunjukkan tekanan cukup berat.
Direktur CLAY, Chairul Umaiya, mengungkapkan pendapatan perseroan anjlok drastis. Hingga 30 Juni 2025, CLAY hanya mampu membukukan pendapatan Rp53,12 miliar, merosot lebih dari 50 persen dibandingkan Rp107,03 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pencapaian ini otomatis menekan laba bruto, yang turun tajam dari Rp53,45 miliar menjadi hanya Rp18,58 miliar,” jelas Chairul.
Tak hanya itu, beban operasional kian membengkak sehingga perseroan harus menanggung rugi sebelum pajak sebesar Rp12,25 miliar, jauh lebih dalam dibanding kerugian Rp1,62 miliar pada Juni 2024. Secara keseluruhan, CLAY mencatat rugi komprehensif Rp9,65 miliar, meningkat signifikan dari Rp1,24 miliar setahun sebelumnya.
Dari sisi neraca, total aset CLAY per 30 Juni 2025 turun menjadi Rp532,35 miliar dari Rp539,55 miliar di akhir 2024. Sebaliknya, liabilitas justru meningkat tipis dari Rp526,56 miliar menjadi Rp529,14 miliar. Kondisi ini memperlihatkan adanya tekanan nyata terhadap kesehatan keuangan perseroan.
Andalkan Dua Unit Bisnis Perhotelan
Direktur Utama CLAY, Nany Adriani, menegaskan bahwa hingga kini bisnis utama perseroan masih bertumpu pada dua jaringan hotel. Unit pertama adalah The Stones Hotel di Legian, Bali, yang berdiri di atas lahan 22.850 m² dengan bangunan seluas 54.317 m² dan memiliki kapasitas 380 kamar. Hotel bintang lima ini menjadi penyumbang pendapatan terbesar perseroan.
“The Stones dilengkapi berbagai fasilitas kelas internasional, mulai dari restoran populer seperti Stones Kitchen, Blue Saphire, The Long Rice Table, Salt, Big Fish Bar & Grill, hingga Infamy, serta fasilitas pendukung seperti gym, spa, ruang pertemuan, ballroom, dan shuttle bandara,” papar Nany.
Unit kedua adalah Clay Hotel Jakarta yang berlokasi di kawasan Blora, Menteng. Hotel bintang dua ini berdiri di atas lahan 359 m² dengan bangunan 1.609 m², menyediakan 81 kamar dan fasilitas pendukung seperti restoran Keday Clay, layanan laundry, pijat, serta pusat bisnis yang menyasar segmen korporasi dan pebisnis.
Rencana Strategis: Optimasi Hotel dan Rumah Sakit Baru
Menyikapi tantangan kinerja, Nany menegaskan bahwa perseroan tetap optimistis. Fokus jangka pendek diarahkan pada peningkatan performa hotel eksisting, terutama dengan strategi menekan biaya operasional dan menggenjot tingkat hunian kamar.
Lebih jauh, CLAY juga menyiapkan langkah diversifikasi usaha ke sektor kesehatan melalui pembangunan Rumah Sakit Royal Sukadana di Pontianak. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu 1,5 hingga 2 tahun mendatang, asalkan tidak ada hambatan konstruksi.
“Kami yakin diversifikasi ini akan memperkuat portofolio CLAY ke depan. Dengan kombinasi optimalisasi hotel dan pembangunan rumah sakit baru, kami menargetkan perbaikan kinerja jangka panjang sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan berkelanjutan,” pungkas Nany.




































