Opini Mengenai Malpraktik yang Terjadi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

- Jurnalis

Rabu, 4 Juni 2025 - 01:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS, Rosdiana. (Foto: suararealitas.co).

Mahasiswa S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS, Rosdiana. (Foto: suararealitas.co).

JAKARTA, suararealitas.co – Dugaan malpraktik medis selalu menjadi topik sensitif yang mengguncang dunia kesehatan.

Setiap kali isu ini muncul ke permukaan, gelombang ketidakpercayaan publik terhadap layanan kesehatan seringkali ikut menguat.

Rumah sakit jadi sorotan, tenaga medis dituding lalai, dan masyarakat larut dalam emosi yang bercampur antara duka dan amarah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tapi, apakah setiap insiden medis yang berujung kematian otomatis dapat disebut malpraktik? Ataukah ada ruang untuk mengelola konflik ini secara lebih bijak dan konstruktif?.

Dalam banyak kasus, kemarahan masyarakat tidak semata karena kesalahan medis, melainkan karena kurangnya komunikasi terbuka dan kejelasan informasi dari pihak rumah sakit.

Di tengah kondisi krisis, keluarga membutuhkan empati, bukan sekadar prosedur. Mereka butuh penjelasan, bukan diam.

Di sinilah banyak institusi kesehatan gagal mereka ahli dalam teknis medis, namun tertatih dalam urusan komunikasi krisis.

Baca Juga :  Pemagaran Laut Sepanjang 30 Km di Tangerang: Ancaman Bagi Ekologi dan Kehidupan Nelayan

Konflik antara pasien dan penyedia layanan bukanlah hal baru. Namun penting untuk membedakan antara konflik yang destruktif dan konflik yang fungsional.

Konflik yang fungsional justru bisa menjadi momentum untuk introspeksi dan reformasi internal.

Ini hanya bisa terjadi bila ada niat baik, transparansi, dan keberanian untuk mengakui bahwa sistem yang ada belum tentu sempurna.

Langkah seperti audit medis internal, klarifikasi terbuka kepada media, dan pendekatan kekeluargaan kepada keluarga pasien adalah bentuk tanggung jawab profesional yang perlu diapresiasi.

Tapi lebih dari itu, rumah sakit harus mulai memikirkan pembentukan crisis communication team, memperkuat sistem komplain, serta menyediakan pendampingan bagi keluarga pasien dalam masa-masa kritis. Ini bukan soal citra, tapi soal etika.

Baca Juga :  Ketum PBSI Fadil Imran Apresiasi Capaian Tim Indonesia di Piala Sudirman

Tidak kalah penting, masyarakat juga perlu diedukasi. Dunia medis bukan dunia tanpa risiko. Tidak semua kematian berarti kelalaian. Ada batas kemampuan ilmu, dan ada keterbatasan manusia dalam memahami kompleksitas kondisi pasien.

Untuk itu, literasi kesehatan publik perlu terus ditingkatkan agar persepsi terhadap layanan kesehatan menjadi lebih adil dan proporsional.

Sudah saatnya kita memandang konflik dalam layanan medis bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang.

Peluang untuk memperbaiki sistem. Peluang untuk membangun kembali kepercayaan. Peluang untuk menjadikan layanan kesehatan kita bukan hanya profesional secara klinis, tetapi juga manusiawi secara etika.

Karena pada akhirnya, yang dibutuhkan masyarakat bukan hanya rumah sakit yang canggih, tapi rumah sakit yang hadir secara utuh dengan hati, dengan empati, dan dengan komitmen untuk terus belajar dari setiap peristiwa.

Penulis : Rosdiana

Editor : Za

Sumber Berita: Mahasiswa S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS

Berita Terkait

Perempuan dalam Kriket Bukan Hanya Menggenggam Bat Tetapi Mematahkan Batasan
Kekuatan Abadi Lagu Lama dan Mengapa Melodi Masa Lalu Tetap Relevan
Rahasia di Balik Garis-Garis Zebra Bukan Sekadar Pola, tapi Kunci Bertahan Hidup
Kentang: Rahasia di Balik Ketahanan Pangan Dunia
Kasus Korupsi di Indonesia: Pembungkaman Media dan Kegagalan Penegakan Hukum
Kebijakan Iuran BPJS Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah
Studi Rancangan Undang-Undang: Kajian Yuridis Terhadap Dualisme Kewenangan Antara Kepolisian dan Kejaksaan dalam Tahap Penyelidikan dan Penyidikan
Opini: Menjaga Harmoni Antar Dosen Sebagai Fondasi Mutu Akademik

Berita Terkait

Minggu, 20 Juli 2025 - 20:48 WIB

Perempuan dalam Kriket Bukan Hanya Menggenggam Bat Tetapi Mematahkan Batasan

Minggu, 20 Juli 2025 - 20:37 WIB

Kekuatan Abadi Lagu Lama dan Mengapa Melodi Masa Lalu Tetap Relevan

Sabtu, 19 Juli 2025 - 13:12 WIB

Rahasia di Balik Garis-Garis Zebra Bukan Sekadar Pola, tapi Kunci Bertahan Hidup

Sabtu, 19 Juli 2025 - 13:10 WIB

Kentang: Rahasia di Balik Ketahanan Pangan Dunia

Senin, 23 Juni 2025 - 15:30 WIB

Kasus Korupsi di Indonesia: Pembungkaman Media dan Kegagalan Penegakan Hukum

Berita Terbaru