TANGERANG, Suararealitas.co – Festival Al Azhom 2025 menuai kritik tajam. Acara yang digelar Pemkot Tangerang melalui Dispora dan BKMRI dinilai tertutup bagi media. Rilis resmi Pemkot disebut manipulatif karena hanya menampilkan sisi seremonial tanpa membuka akses fakta lapangan.
Ketua Bidang Organisasi PWI Kota Tangerang, Marsudin Hasan (MH), menegaskan tidak ada pelibatan wartawan lokal sejak awal.
“Tidak ada undangan, tidak ada rilis ke media independen. Yang muncul hanya dokumentasi sepihak,” ujar MH, Selasa (01/07/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
MH menyebut sejumlah fakta penting justru disembunyikan dari publik. Termasuk soal sewa tenda yang disebut cukup tinggi, serta sepinya pengunjung meski festival digelar saat libur panjang sekolah.
“Anggaran besar, tapi efeknya minim. Pengunjung sepi, stan kosong, publikasi juga lemah,” ucapnya.
MH kemudian membandingkan dengan pola kepemimpinan Wali Kota sebelumnya, Arief R. Wismansyah, yang dinilainya jauh lebih terbuka terhadap media.
“Jangankan Festival Al Azhom. Culinary Night yang digelar setiap pekan pun selalu melibatkan wartawan. Media dilibatkan sejak awal, bukan sekadar pelengkap,” tegasnya.
Kritik senada disampaikan Masril Santosa, wartawan media cetak nasional yang akrab disapa Bung Acil. Ia juga menyayangkan pola komunikasi panitia yang dianggap tertutup.
“Tak ada rundown, tak ada narahubung, tak ada transparansi. Tapi Pemkot justru menyebar rilis yang seolah-olah semua berjalan sempurna,” kata Bung Acil.
Menurutnya, itu bukan dokumentasi, tapi penggiringan opini. Ia menilai Pemkot telah membangun narasi tunggal dan menutup ruang kontrol dari media independen.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang, H. Kaonang Revolusi, belum memberikan tanggapan atas kritik tersebut.
MH mendesak agar pola komunikasi seperti ini dihentikan. Ia menekankan pentingnya transparansi, terutama dalam kegiatan yang menggunakan anggaran publik.
“Kalau tidak ada yang ditutupi, seharusnya wartawan diberi ruang,” tegas MH.