JAKARTA, suararealitas.co – Pada Rabu, 28 April 2025 lalu seolah menjadi hari kelam bagi tiga orang jukir (juru parkir) yang notabene mereka merupakan jukir resmi dibawah naungan Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Selatan.
Pasalnya, pada hari itu terjadi aksi premanisme yang mengakibatkan para jukir tersebut menjadi korban pengeroyokan oleh oknum dari salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas).
Aksi tersebut terjadi di bilangan Kuningan Mulia, HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan yang notabene kawasan tersebut dikenal sebagai pusat bisnis di Ibu Kota Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika kita tengok ke belakang, tengah marak aksi premanisme di beberapa wilayah di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa Ormas nakal.
Berawal saat dua orang jukir Yudha dan Merly yang tengah berjaga di kawasan Kuningan Mulia, mereka dihampiri oleh dua orang yang diketahui bernama Jackson dan Ambon. Seketika mereka menyerang secara membabi buta.
Korban sempat berusaha melarikan diri namun diteriaki maling oleh para pelaku pengeroyokan.
Adapun, Merly mengalami beberapa luka di sebagian tubuh, dan yang paling parah mengalami pendarahan pada telinga dan juga pada kelopak mata.
“Malah saya waktu kejadian itu mengalami beberapa luka bang di sebagian tubuh, yang paling parahnya lagi sempat pendarahan di telinga sama kelopak mata saya bang, sadis bang pokoknya,” ungkapnya kepada suararealitas.co, Senin (2/6).
Saat dibawa ke rumah sakit terdekat, naas korban tidak dapat pelayanan yang lengkap, sehingga di rujuk ke RSCM untuk mendapat kan pertolongan pertama sekaligus melakukan visum pada korban.
“Karna sekalian buat visum, Itu juga saya sempat di bawa ke rumah sakit terdekat bang malah nggak ada pelayanan yang lengkap dari pihak rumah sakitnya, nggak lama langsung di rujuk ke RSCM,” bebernya.
Sekira pukul 02.00 WIB dini hari, korban dan beberapa saksi mendatangi Polda Metro Jaya untuk membuat laporan pengeroyokan.
Sempat dimintai keterangan oleh pihak Polda Metro Jaya, tapi hingga 1 bulan lebih tidak di tindaklanjuti oleh kepolisian setempat yang menyebabkan korban kecewa oleh kinerja Aparat Penegak Hukum.
“Saya kecewa bang sama kinerja Polda Metro Jaya, masa laporan saya sudah 1 bulan lebih ini tidak ada kelanjutannya,” sesalnya.
Diketahui, sudah ketiga kali nya aksi premanisme tersebut sudah dilakukan di kawasan parkir Kuningan Mulia.
“Kejadian seperti ini bukan pertama kali nya bang, ini sudah yang ketiga kali terjadi selama di parkiran Kuningan Mulya bang,” akuinya.
Aksi terakhir yang paling parah hingga menyebabkan kerugian materil dan trauma mendalam tersendiri kepada korban.
“Nah, kejadian yang paling parah ya pas yang saya alamin ini bang, saya malah sempat trauma gara-gara insiden pengeroyokan ini,” ulasnya.
Hingga hari ini, Senin 2 Juni 2025 tidak ada kejelasan dari pihak Polda Metro Jaya atas pelaporan aksi pengeroyokan tersebut.
Korban dan para saksi berharap ada kejelasan atas aksi pengeroyokan yang dilakukan kepada rekan kerja sesama juru parkir tersebut.
Sampai berita ini ditayangkan, suararealitas.co tengah berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak maupun sumber yang terkait. Konfirmasi akan dimuat pada kolom berikutnya.
Penulis : Gibran L
Editor : Za