Terlempar ke SMA Kelas Teri, Hadiah dari Sistem SPMB Era Andra Soni ?

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 17:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI: logo SPMB Dindikbud Banten 2025. (Foto: Istimewa).

ILUSTRASI: logo SPMB Dindikbud Banten 2025. (Foto: Istimewa).

KOTA TANGERANG, suararealitas.co – Program sekolah swasta gratis yang digulirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten sebagai solusi atas rusaknya sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) justru memperlihatkan wajah asli dari ketimpangan pendidikan.

Pasalnya, sistem yang secara sadar menyingkirkan anak bangsa dari ruang belajar yang layak.

Berdasarkan penelusuran wartawan pada Selasa (24/07/2025) beberapa sekolah-sekolah swasta di Kota Tangerang yang ditunjuk menerima limpahan siswa berada dalam kondisi yang menyedihkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ruang belajar sempit, dinding berjamur, dan bangku tidak cukup. Beberapa sekolah bahkan tak memiliki ruang praktik, atau sarana dan prasarana yang memadai.

Seorang ibu menangis saat menceritakan nasib dua anak kembarnya. Satu diterima di SMA negeri unggulan, satunya lagi dilempar ke sekolah swasta kelas bawah yang bahkan tak punya papan tulis utuh.

“Mereka lahir dari rahim yang sama. Tapi sistem memperlakukan mereka seolah yang satu lebih pantas dari yang lain,” ucapnya lirih.

Warga seperti Budi Santoso menyebut, bahwa program ini sebagai penghinaan.

Baca Juga :  Dihadiri Ketua MUI dan Lurah, Wisuda Santri Ponpes Nurul Hidayah Berlangsung Khidmat

“Kalau pemerintah cuma bisa bilang ‘yang penting masuk sekolah’, lalu tak peduli kualitasnya, itu bukan solusi. Itu pelecehan atas hak anak-anak kami,” ujarnya.

Imron Hamami, aktivis dan penggiat sosial menyebut program ini sebagai wajah lain dari kezaliman modern.

“Pemerintah hari ini tidak gagal. Pemerintah hari ini sengaja mendesain kegagalan untuk segelintir rakyat,” ujarnya keras.

Menurut Imron, program sekolah swasta gratis bukan bentuk kepedulian, tapi mekanisme pelarian.

“SPMB Era Andra Soni gagal menata sistem negeri, lalu sembarangan mendorong anak-anak ke sekolah swasta yang bahkan tak layak disebut ruang didik. Ini pengalihan masalah dengan korban anak-anak kami,” kata Imron.

Imron menegaskan bahwa dirinya sepakat dengan Harsono Tunggal Putra soal ancaman people power.

“Ketika sistem hukum, sistem pengaduan, dan sistem pendidikan tak bisa diandalkan maka suara rakyat di jalanan adalah pilihan paling sah,” ucap Imron

“Jangan remehkan amarah para ibu yang anaknya diperlakukan seperti kelas dua. Jangan remehkan bapak-bapak yang tiap malam dihantui kecemasan soal masa depan pendidikan anaknya,” ujarnya.

Baca Juga :  Wartawan Parlemen Tangerang Tanam Ribuan Mangrove di Pantai Api-Api Mauk

Baginya, hal tersebut mencerminkan bagaimana negara memilih untuk mempermalukan yang lemah atas nama kebijakan publik.

“Kita sedang hidup di zaman ketika pemerintah bangga bicara keadilan di depan kamera, tapi memindahkan murid ke sekolah yang bahkan tak layak disebut sekolah. Ini  kebijakan gagal. Ini sistem yang dibangun untuk membiarkan yang kuat terus menang,” ujar Imron.

Ia bahkan menantang pejabat Pemprov Banten dan Dinas Pendidikan untuk datang dan duduk satu hari saja di ruang kelas sekolah peserta program sekolah swasta gratis.

“Kalau mereka tidak muntah batin setelah 3 jam, saya akan berhenti bicara. Tapi saya tahu, mereka tidak akan tahan. Karena mereka sendiri tahu ini adalah penghinaan,” ungkapnya.

Imron menegaskan, rakyat tidak akan terus diam. “Jika suara kami terus diabaikan, maka kami akan bersuara dengan cara yang mereka paling takutkan ialah turun ke jalan. Bukan untuk sekadar protes, tapi untuk menuntut keadilan yang selama ini diludahi,” tutup Imron.

Berita Terkait

Di Dinas Ini Urusan Bukan Beban, Kopi dan WiFi Jadi Teman
SPMB Banten Panik, Rakyat Mulai Bangkit
Dihadiri Ketua MUI dan Lurah, Wisuda Santri Ponpes Nurul Hidayah Berlangsung Khidmat
14 Santri Putri Nurul Hidayah Diwisuda, Ketua MPR RI: Ponpes Harus Terlibat Wujudkan Indonesia Emas
Sharing Session: Kakan Bersama Taruna STPN Dalam Rangka Seminar Kuliah Kerja Nyata Pertahanan Praktik Tata Laksana Pertahanan (KKNP-PTLP)
Situs Web SPMB Sulit Diakses, Disdik DKI Jakarta Sarankan Hal Ini
HMI Kecam Arogansi Plh Kadindikbud Banten, Sebut Warga Tangerang Kampungan
Warga Resah PIN PPDB Tak Kunjung Datang, Dinas Pendidikan Beri Kepastian

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 21:34 WIB

Di Dinas Ini Urusan Bukan Beban, Kopi dan WiFi Jadi Teman

Selasa, 24 Juni 2025 - 15:30 WIB

SPMB Banten Panik, Rakyat Mulai Bangkit

Minggu, 22 Juni 2025 - 16:22 WIB

Dihadiri Ketua MUI dan Lurah, Wisuda Santri Ponpes Nurul Hidayah Berlangsung Khidmat

Minggu, 22 Juni 2025 - 16:14 WIB

14 Santri Putri Nurul Hidayah Diwisuda, Ketua MPR RI: Ponpes Harus Terlibat Wujudkan Indonesia Emas

Jumat, 20 Juni 2025 - 14:38 WIB

Sharing Session: Kakan Bersama Taruna STPN Dalam Rangka Seminar Kuliah Kerja Nyata Pertahanan Praktik Tata Laksana Pertahanan (KKNP-PTLP)

Berita Terbaru

Pendidikan

Di Dinas Ini Urusan Bukan Beban, Kopi dan WiFi Jadi Teman

Selasa, 24 Jun 2025 - 21:34 WIB

Breaking News

Peduli Korban Kebakaran, Tokoh Pemuda Grogol Berikan Bantuan

Selasa, 24 Jun 2025 - 20:27 WIB

Breaking News

BPK Nemu Celah, Pejabat Bapenda malah Tertawa ?

Selasa, 24 Jun 2025 - 19:49 WIB

Breaking News

Pajak Disikat, Perbup Tak Terlihat ?

Selasa, 24 Jun 2025 - 18:48 WIB