Sulit Bertemu Kedua Putrinya, Tapi Paul La Fontaine Masih Merasa Tertindas, Mengapa?

- Jurnalis

Minggu, 1 Juni 2025 - 12:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang ayah asal Australia, Paul La Fontaine saat mengungkapkan kegundahan hatinya setelah dua tahun tak bertemu putri kembarnya, ILF dan SLF kepada suararealitas.co, pada Minggu (01/06/2025) dini hari.

Seorang ayah asal Australia, Paul La Fontaine saat mengungkapkan kegundahan hatinya setelah dua tahun tak bertemu putri kembarnya, ILF dan SLF kepada suararealitas.co, pada Minggu (01/06/2025) dini hari.

JAKARTA, suararealitas.co – Seorang ayah asal Australia, Paul La Fontaine mengungkapkan kegundahan hatinya setelah dua tahun tak bertemu putri kembarnya, ILF dan SLF.

Menurut pernyataan Paul, perjuangannya untuk mendapatkan si buah hati ke pangkuannya belum selesai.

Paul pun tengah berupaya agar bisa bertemu dengan sang buah hatinya lantaran selama ini dibawa pergi dan menghilang oleh mantan istrinya berinisial AVP secara sepihak, tanpa memberikan informasi apa pun tentang keberadaan mereka, meskipun pengadilan telah memberikan hak asuh bersama antara keduanya (Joint Custody).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tentunya bukan pekerjaan yang mudah dan membuatnya merasa memiliki jarak dengan putri kembarnya sendiri.

Pasalnya, ia pun tak memiliki akses bebas dan waktu yang cukup untuk bisa menghabiskan waktu dengan putri kembarnya.

Minta Keadilan di Jakarta

Paul mengungkapkan, bahwa kedatangannya ke Jakarta pada Senin, (28/4/2025) lalu lantaran dirinya dipicu rasa frustasi terhadap penanganan kasus perebutan hak asuh, maupun hilangnya kedua anak kembarnya, yang mana dipisahkan secara paksa.

Kini, permasalahan itu berlarut-larut tak kunjung selesai sejak tahun 2022 silam sampai sekarang.

Namun, mereka diculik tanpa sepengetahuan dan persetujuan dirinya dari tempat sekolahnya mereka, serta sejak saat itu disembunyikan.

Selain itu, dia juga menginginkan pihak-pihak berwenang tahu bahwa dirinya sudah membuat laporan Kepolisian dan Keputusan Pengadilan ditujukan mantan istrinya mengenai Hak Asuh.

Bahkan, anak-anaknya pun mempunyai hak diasuh oleh kedua orang tuanya di bawah keputusan pengadilan tahun 2021 di Pengadilan Negeri Denpasar Bali dan juga berdasarkan Undang-Undang mengenai Perlindungan Anak yang berlaku di Indonesia.

“Saya sudah melaporkan ini ke polisi, dan berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Denpasar tahun 2021, hak asuh seharusnya dijalankan bersama. Tapi semua itu diabaikan,” kata Paul kepada suararealitas.co, Minggu (01/6/2025).

Baca Juga :  FGSNI Terus Dorong Revisi UU Kesejahteraan Guru Madrasah

“Undang-Undang ini sepertinya tidak dipedulikan dan terlihat abstrak oleh pihak-pihak berwenang, dan apa yang dilakukan mantan istri saya mengacuhkan Undang-Undang Hak Azasi Manusia secara keseluruhan,” sesalnya.

Alami Kekerasan saat Coba Mengunjungi Kedua Putrinya

Paul menceritakan insiden kekerasan yang kejam selama ia alami saat mencoba mengunjungi dan berharap ingin merayakan ulang tahun yang ke-6 putri kembarnya, ILF dan SLF.

Naas, peristiwa memilukan ini terjadi di sebuah kompleks perumahan Puri Bunga, Desa Kutuh, Kuta Selatan, Bali, pada 10 September 2024 lalu.

Bukannya disambut dengan kebahagiaan, Paul justru diserang secara brutal oleh enam orang preman saat datang membawa hadiah.

Dia menyebut, bahwa dua di antaranya sudah ditahan, sementara sisanya masih dalam proses penyelidikan, termasuk keterlibatan oknum anggota TNI dan kepolisian yang tidak bertindak.

“Peristiwa ini saya laporkan ke Mabes Polri karena saya percaya proses hukum di Bali sudah tidak transparan. Beberapa laporan saya dihentikan sepihak, bukti-bukti hilang, dan pelaku tidak diperiksa,” ungkapnya.

Ucapkan Terimakasih ke LPAI dan Kementerian PPPA

Adapun, Paul menyampaikan rasa terimakasih nya kepada lembaga seperti LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) dan Kementerian PPPA yang bersedia membantu memediasi kembali masalah ini.

“Harapan saya hanya satu, bisa bertemu kembali dengan anak-anak saya,” katanya.

“Saya ingin Adinda tahu bahwa saya juga orang tua mereka, dan saya punya hak yang sama untuk merawat dan mencintai ILF dan SLF,” sambungnya.

Minta Tegakkan Hukum

Tidak hanya itu saja, Paul menyampaikan harapannya kepada pemerintah dan penegak hukum agar menjalankan keputusan pengadilan dengan konsisten.

“Sudah dua tahun saya berjuang demi hak anak-anak saya, tapi hukum belum benar-benar ditegakkan,” ucapnya.

Tak tanggung-tanggung, Paul mengungkapkan rasa kecewanya, karena berbagai lembaga pemerintah dan LSM tidak bersinergi dengan baik dalam menangani kasus seperti ini.

Baca Juga :  LSMP Kritik Keputusan KLH dalam Penutupan TPA Jatiwaringin

“Saya sempat bertemu Komnas HAM dan lembaga-lembaga perlindungan anak, namun tak semua pihak menjalankan kesepakatan dengan serius. Padahal, hak asasi anak, perlindungan terhadap kekerasan, dan kesehatan mental seharusnya menjadi prioritas,” keluhnya.

Paul berharap agar pemerintah memberikan kewenangan yang lebih kuat kepada Kementerian PPPAI dan lembaga perlindungan anak untuk menangani pelanggaran serius seperti penculikan dan kekerasan terhadap anak.

“ILF dan SLF adalah anak-anak saya. Saya akan terus berjuang sampai mereka tahu bahwa ayahnya tidak pernah menyerah,” tegasnya.

Kecewa Terhadap Pihak Berwenang

Sementara itu, Paul juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pihak-pihak berwenang yang dinilainya kurang empati terhadap hak anak-anaknya.

“Kesampingkan hak saya sebagai pribadi, tapi sebagai orang tua dan banyak dari kita pasti pernah atau akan menjadi orang tua, sulit dibayangkan bagaimana rasanya dipisahkan secara sepihak dari anak-anak sendiri selama lebih dari dua tahun,” ujarnya.

Paul menyebut, kondisi ini sebagai bentuk Parental Alienation Syndrome, yaitu ketika satu pihak orang tua menjauhkan anak dari pihak orang tua lainnya.

Sehingga ia menilai hal ini sebagai bentuk kekerasan emosional terhadap anak.

“Peran seorang ayah sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Tapi mantan istri saya justru menggunakan anak-anak sebagai alat untuk keuntungan pribadi dan ekonomi. Saya mengalami penderitaan mendalam akibat hal ini,” tegasnya.

Dia pun berharap pihak berwenang lebih peduli terhadap keselamatan dan kesehatan mental anak-anaknya.

“Saya tidak akan berhenti berjuang. Untuk ILF dan SLF, jika kalian lupa siapa ayah kalian, saya akan tetap berjuang demi hak kita. Untuk mantan istri saya, Adinda, pertimbangkan kembali keputusanmu. Kita seharusnya membesarkan mereka bersama-sama,” pungkasnya.

Berita Terkait

Gubernur DKI Paparkan Visi Pembangunan Berkelanjutan Jakarta di Forum PBB
Perkuat Diplomasi Perdamaian, Mayjend TNI Maychel Asmi Hadiri Peringatan Bastille Day ala Perancis
Berhasil Catat Kinerja Impresif di Kuartal Kedua, Kini Ethereum Ungguli Bitcoin: Potensi Bullish di Q3
Koreksi IHSG Alami Penurunan Gegara Ikuti Tren Bursa Saham Global
Ganas! Iran Menyerang Balik Amerika Serikat: Jika Anda Mulai Perang dan Kami akan Akhiri!
India Serang Sembilan Lokasi di Pakistan dan Kashmir, Tiga Tewas Termasuk Anak-anak
Penandatanganan MoU Patih Indo Permai dan Qanot Sharq Uzbekistan, Menag Nasaruddin Umar Apresiasi Kedua Negara
ARI-BP dan Majelis Ulama Indonesia Nyatakan Sikap Bela Palestina

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:24 WIB

Gubernur DKI Paparkan Visi Pembangunan Berkelanjutan Jakarta di Forum PBB

Rabu, 16 Juli 2025 - 17:01 WIB

Perkuat Diplomasi Perdamaian, Mayjend TNI Maychel Asmi Hadiri Peringatan Bastille Day ala Perancis

Minggu, 22 Juni 2025 - 20:20 WIB

Berhasil Catat Kinerja Impresif di Kuartal Kedua, Kini Ethereum Ungguli Bitcoin: Potensi Bullish di Q3

Minggu, 22 Juni 2025 - 19:26 WIB

Koreksi IHSG Alami Penurunan Gegara Ikuti Tren Bursa Saham Global

Minggu, 22 Juni 2025 - 18:58 WIB

Ganas! Iran Menyerang Balik Amerika Serikat: Jika Anda Mulai Perang dan Kami akan Akhiri!

Berita Terbaru

Infotainment

Bertaut Rindu Gelar Prom Night Gala Premiere Ala Anak SMA

Rabu, 23 Jul 2025 - 19:49 WIB

Breaking News

Ummah Travel Gandeng Pemerintah Dorong UMKM Ekspansi Global

Rabu, 23 Jul 2025 - 12:57 WIB