Jakarta,Suararealitas.co – Emiten properti nasional, PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA), menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp5 per saham dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Senin 30 Juni 2025.
Pembagian dividen ini menjadi bentuk apresiasi GPRA kepada para pemegang saham atas kinerja solid yang ditorehkan perseroan sepanjang 2024. Laba bersih GPRA pada akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp123,88 miliar, naik 28,4% dibanding 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, kinerja GPRA di kuartal pertama 2025 juga menunjukkan tren positif. Perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp132,85 miliar, tumbuh 10,72% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp119,99 miliar.
Direktur Utama GPRA, Arvin F Iskandar, menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan ini didorong oleh meningkatnya penjualan rumah dan rumah toko (ruko) yang menyumbang 80% dari total pendapatan pada kuartal I-2025.
Penjualan rumah dan ruko mencapai Rp105,9 miliar, naik 7% dibanding kuartal pertama tahun lalu. Proyek-proyek seperti Bukit Cimanggu City di Bogor dan Metro Cilegon di Banten menjadi kontributor utama dalam menyokong kinerja ini.
“Tak hanya sektor hunian, GPRA juga mengandalkan pendapatan berulang (recurring income) dari properti komersial dan hospitality. Pada Q1-2025, recurring income memberikan kontribusi sekitar 30% terhadap total pendapatan,” ungkapnya.
Sumber recurring income tersebut berasal dari sewa service apartment, perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga pengelolaan hotel di bawah brand Nemuru dan Bhuvana yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Anyer.
Di tahun 2025 ini, GPRA tengah memasarkan sejumlah proyek unggulan, di antaranya Botanica Signature Padjadjaran, Botanica Cibubur, dan Puri Semanan Residence. Seluruh proyek menargetkan segmen kelas menengah dengan konsep modern dan akses premium.
Lebih lanjut, Arvin menambahkan, “Kami terus memperkuat portofolio proyek landed house sebagai respon terhadap tren preferensi konsumen yang saat ini cenderung memilih rumah tapak.”
Dari sisi keuangan, total aset GPRA per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp2 triliun, naik dari posisi Desember 2024 sebesar Rp1,97 triliun. Sementara total liabilitas sedikit menurun dari Rp604,84 miliar menjadi Rp603,87 miliar.
Kenaikan ekuitas dari Rp1,36 triliun menjadi Rp1,40 triliun menjadi indikator fundamental perseroan yang semakin solid. Laba bersih triwulan I-2025 mencapai Rp37,31 miliar, naik tipis dibandingkan Q1-2024 sebesar Rp36,81 miliar.
GPRA juga mendapat angin segar dari stimulus pemerintah, seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan perpanjangan kebijakan LTV 0% hingga akhir 2025. Keduanya turut meningkatkan daya beli masyarakat terhadap properti.
“Insentif pemerintah sangat membantu mendongkrak penjualan kami. Selain itu, tren suku bunga BI yang menurun juga memberikan ruang pertumbuhan bagi pasar KPR,” jelas Arvin.
Strategi bisnis GPRA ke depan mencakup pengembangan proyek GP Business Park di Cengkareng dan Metro Business Park di Cilegon. Portofolio komersial ini memperkuat diversifikasi pendapatan di luar sektor hunian.
Komposisi pendapatan per akhir 2024 juga menunjukkan peningkatan pada segmen perumahan dan kavling yang mencapai 79%, naik dari 60% di tahun sebelumnya. Sebaliknya, kontribusi dari apartemen, hotel, dan kantor menurun menjadi 21%.
Rasio keuangan GPRA terus membaik. Net Profit Margin naik menjadi 23,96%, Return on Equity 9,06%, dan Return on Asset 6,28%. Debt to Equity Ratio juga membaik dari 54,08% menjadi 44,22%.
Dengan Price Earning Ratio (PER) sebesar 5,35 dan harga saham di Rp155 per 26 Juni 2025, saham GPRA dinilai masih berada di bawah nilai wajar (undervalued), memberikan peluang menarik bagi investor jangka panjang.
GPRA juga melanjutkan ekspansi klaster-klaster hunian seperti Llanos, Monteverde, Acadia, dan Royal Garden. Sementara untuk sektor ruko, The Prominent dan Business Center menjadi andalan baru dalam mendorong pertumbuhan.
“Kami akan terus mengikuti permintaan pasar, fokus pada pengembangan rumah tapak dan properti yang berkelanjutan, serta memperluas recurring income,” pungkas Arvin.