Jakarta,Suararealitas.co – PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA), emiten jasa konstruksi dan pengolahan aspal modifikasi, menunjukkan perbaikan signifikan dalam kinerja keuangan pada tahun 2024. Pendapatan Perseroan melonjak 43,05% menjadi Rp119,08 miliar dari sebelumnya Rp83,24 miliar di 2023. Kenaikan ini mencerminkan keberhasilan strategi bisnis dan efisiensi operasional yang dijalankan secara konsisten.
“Lonjakan pendapatan merupakan hasil dari penguatan kinerja di seluruh segmen usaha. Meski Net Profit Margin (NPM) turun 1,54%, laba bersih tetap tumbuh dari Rp5,95 miliar di 2023 menjadi Rp6,66 miliar di 2024, menandakan profitabilitas yang masih sehat meski tantangan eksternal masih membayangi,” kata Imam Buchairi, Direktur SOLA saat Public Expose di Jakarta, Rabu (18/06/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari sisi neraca, menurut Imam, total aset Perseroan mencapai Rp184,51 miliar per 31 Desember 2024, meningkat 71,6% dibanding tahun sebelumnya. Aset lancar melonjak 80,65% menjadi Rp121,68 miliar, sedangkan aset tidak lancar naik 56,45% menjadi Rp62,84 miliar. Peningkatan ini memperkuat struktur keuangan perusahaan dalam menghadapi proyek-proyek besar.
Liabilitas Perseroan juga mengalami kenaikan, dari Rp31,82 miliar menjadi Rp34,73 miliar di tahun 2024. Liabilitas jangka pendek mencapai Rp29,89 miliar, sementara liabilitas jangka panjang meningkat tajam 87,89% menjadi Rp4,84 miliar. Hal ini menunjukkan ekspansi yang tetap terjaga melalui pengelolaan utang yang sehat.
“Kontribusi pendapatan berasal dari dua segmen utama: perdagangan aspal sebesar Rp32,99 miliar dan jasa konstruksi sebesar Rp86,01 miliar. Tren pembangunan infrastruktur nasional mendorong pertumbuhan permintaan jasa konstruksi dan produk aspal, yang secara langsung menguntungkan portofolio usaha SOLA,” ungkapnya.
Manajemen Perseroan menyatakan optimismenya terhadap prospek industri konstruksi, terutama pembangunan jalan di luar Pulau Jawa yang membutuhkan material berkualitas. Anak usaha SOLA memainkan peran strategis dengan memasok material aspal modifikasi, sehingga meningkatkan sinergi dan efisiensi antar unit usaha.
Sektor perdagangan aspal juga dinilai menjanjikan seiring meningkatnya proyek jalan raya, jalan tol, dan bandara di berbagai wilayah. Meski tantangan seperti fluktuasi harga bitumen global dan volatilitas kurs Rupiah masih membayangi, peluang tetap terbuka luas.
Manajemen menargetkan pendapatan tahun 2025 mencapai Rp196,8 miliar, naik 65,1% dari 2024. Target laba bersih diproyeksikan melonjak 318% menjadi Rp21,29 miliar. Peningkatan ini akan didorong oleh beberapa kontrak baru yang telah diperoleh dan diperkirakan terealisasi akhir tahun ini.
Terkait fluktuasi harga saham SOLA sejak April 2025, manajemen menegaskan komitmen terhadap prinsip keterbukaan informasi. Naiknya harga saham diyakini mencerminkan sentimen positif pasar atas keberhasilan perolehan kontrak baru dan potensi pertumbuhan bisnis jangka panjang.
“Masuknya investor institusi asing juga menjadi sinyal positif bagi prospek saham SOLA. Aktivitas investor ritel yang dipicu oleh media sosial turut berkontribusi pada volatilitas, namun tidak mengubah arah fundamental perusahaan. Faktor eksternal seperti nilai tukar dan harga komoditas tetap menjadi perhatian,” pungkasnya.
Manajemen menutup pemaparan dengan menegaskan komitmen terhadap transparansi, integritas, dan tata kelola perusahaan yang baik sebagai kunci menjaga kepercayaan pasar dan reputasi jangka panjang Perseroan.