Jakarta,Suararealitas.co – Emiten biro perjalanan wisata, PT Bayu Buana Tbk (BAYU), membukukan kinerja keuangan yang positif pada kuartal I-2025, mencerminkan pemulihan yang berkelanjutan di sektor pariwisata nasional. Dalam periode Januari hingga Maret 2025, BAYU mencatat laba bersih sebesar Rp23,22 miliar, meningkat 8,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur PT Bayu Buana Tbk, Hardy Karuniawan, mengungkapkan bahwa peningkatan laba sejalan dengan pertumbuhan aktivitas usaha serta efisiensi operasional yang terus ditingkatkan perusahaan.
“Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp23,24 miliar, naik Rp1,84 miliar dari tahun sebelumnya,” ujar Hardy dalam Paparan Publik Tahunan yang digelar di Jakarta pada Jumat, 15 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya laba bersih, laba per saham (EPS) juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, mencapai Rp65,79 per saham atau naik 8,60% dibandingkan kuartal I-2024 sebesar Rp60,58.
Di sisi top-line, BAYU membukukan pendapatan sebesar Rp644,61 miliar, meningkat 1,68% secara tahunan. Kenaikan pendapatan ini berasal dari semua lini bisnis utama, termasuk penjualan tiket, paket tur, pemesanan hotel, serta layanan dokumen dan jasa lainnya.
Meski beban pokok pendapatan naik menjadi Rp597,27 miliar dari Rp590,20 miliar, laba kotor tetap tumbuh positif sebesar 8,17% menjadi Rp47,33 miliar. Laba usaha pun naik 11,98% menjadi Rp29,87 miliar, mencerminkan perbaikan dalam struktur biaya dan efisiensi manajemen operasional.
Perusahaan juga berhasil menjaga pertumbuhan beban usaha tetap terkendali, hanya meningkat 5,33% menjadi Rp23,56 miliar. Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh peningkatan beban umum dan administrasi sebesar Rp0,89 miliar.
Sementara itu, pendapatan lain-lain melonjak 16,99% menjadi Rp6,29 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga dan sewa yang tumbuh Rp0,66 miliar.
Dari sisi neraca, total aset per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp942,49 miliar, turun 2,79% dari akhir 2024. Penurunan ini dipicu oleh berkurangnya aset lancar sebesar Rp38,42 miliar akibat penggunaan kas operasional dan pelunasan piutang usaha. Namun, aset tidak lancar justru meningkat Rp11,33 miliar, seiring dengan akuisisi properti berupa ruko di kawasan Juanda dan Bintaro senilai Rp15,20 miliar.
Di sisi kewajiban, total liabilitas perusahaan menurun signifikan sebesar 9,75% menjadi Rp430,58 miliar. Penurunan ini berasal dari pembayaran utang pajak, pelunasan utang lainnya, dan berkurangnya uang muka konsumen. Ekuitas perusahaan justru mengalami kenaikan 3,95% menjadi Rp511,90 miliar, mencerminkan fundamental keuangan yang semakin solid.
Dengan pencapaian kinerja keuangan yang stabil dan prospek industri pariwisata yang kembali menggeliat, saham BAYU semakin menarik di mata investor. Ke depan, pemulihan sektor perjalanan domestik dan internasional diprediksi akan menjadi katalis utama yang mendongkrak performa perusahaan di tahun 2025.