MAKASSAR, suararealitas.co – Infeksi cacing pada ibu hamil masih menjadi permasalahan kesehatan yang serius di Indonesia, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
Kondisi ini berisiko menyebabkan anemia yang berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang di dunia terinfeksi cacing, dan ibu hamil termasuk kelompok yang rentan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Infeksi cacing seperti cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dapat menyebabkan kehilangan darah kronis dan defisiensi zat besi, yang berujung pada anemia.
Kondisi ini meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga kematian ibu dan bayi.
Sejumlah tantangan masih menjadi hambatan dalam upaya penanganan infeksi cacing pada ibu hamil.
Kurangnya akses terhadap pengobatan menjadi salah satu faktor utama, di mana tidak semua ibu hamil mendapatkan obat cacing secara rutin selama pemeriksaan kehamilan.
Selain itu, sanitasi yang buruk juga memperburuk kondisi ini, terutama di daerah dengan akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang terbatas.
Kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai pentingnya pengobatan cacing dan pencegahan anemia turut menjadi kendala besar.
Ditambah lagi, ketersediaan suplemen zat besi dan asam folat di fasilitas kesehatan yang masih terbatas semakin memperparah kondisi ibu hamil yang terinfeksi cacing.
Rekomendasi Kebijakan untuk Mengatasi Infeksi CacingPara ahli kesehatan merekomendasikan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi permasalahan ini.
Salah satu langkah utama adalah program deworming rutin bagi ibu hamil, dengan mengintegrasikan pemberian obat cacing seperti albendazole atau mebendazole dalam layanan antenatal.
Adapun, peningkatan suplementasi zat besi dan asam folat juga sangat diperlukan dengan memastikan distribusi suplemen yang memadai di semua fasilitas kesehatan.
Perbaikan sanitasi dan higiene melalui peningkatan akses air bersih serta kampanye kebersihan, seperti mencuci tangan dengan sabun, juga menjadi faktor penting dalam pencegahan infeksi cacing.
Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat diperlukan guna meningkatkan kesadaran tentang bahaya infeksi cacing dan cara pencegahannya.
Penguatan sistem kesehatan, termasuk pelatihan tenaga medis dalam diagnosis dan penanganan infeksi cacing serta penyediaan alat diagnostik yang memadai, juga menjadi langkah krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit ini.
Dukungan Pemerintah dan Lembaga KesehatanKementerian Kesehatan RI telah menetapkan pedoman pencegahan dan pengendalian penyakit kecacingan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Dengan implementasi kebijakan yang lebih efektif, diharapkan angka kejadian infeksi cacing pada ibu hamil dapat ditekan dan kualitas kesehatan ibu serta bayi semakin meningkat.
Masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan mengikuti program kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah.
Dengan adanya kolaborasi berbagai pihak, penanganan infeksi cacing pada ibu hamil dapat dilakukan secara optimal demi generasi yang lebih sehat di masa depan.
Sumarni Dosen Akbid Tahirah Al Baeti Bulukumba (Mahasiswa Program Doktor FKM UNHAS)