Pabrik Biji Plastik Milik WNA Diduga Tidak Memiliki Perizinan Yang Jelas dan Langgar Aturan Ketenagakerjaan

- Jurnalis

Jumat, 7 Juli 2023 - 23:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pabrik Biji Plastik Milik WNA Diduga Tidak Memiliki Perizinan Yang Jelas dan Langgar Aturan Ketenagakerjaan
Lokasi gudang yang dijadikan Produksi biji plastik dengan bahan baku limbah plastik (Foto: Dokumen Istimewa)


Suararealitas.com – Tangerang Kabupaten | Sebuah perusahaan yang memproduksi biji plastik di wilayah Kabupaten Tangerang diduga belum memiliki izin dan legalitas yang jelas. Pasalnya sebuah gudang produksi yang berada di Kawasan Pergudangan Mutiara Kosambi 1, Blok A1, Kelurahan Kosambi Timur, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, tidak dapat menunjukkan legalitasnya sebagai sebuah gudang yang mengolah limbah plastik menjadi biji plastik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Asing (WNA) itu juga tidak mengindahkan Peraturan Perundangan yang berlaku tentang Ketenagakerjaan, dimana seluruh karyawan produksi tidak dijadikan sebagai karyawan tetap, bahkan setelah bekerja selama 4 tahun di perusahaan tersebut.

Sebelumnya, pihak pengelola Kawasan Pergudangan Mutiara Kosambi juga menyesalkan, adanya kegiatan produksi yang dilakukan di kawasan pergudangan tersebut. Menurutnya Kawasan Pergudangan Mutiara Kosambi sejak berdiri diperuntukkan khusus sebagai kawasan pergudangan.

“Kalau kita disini pengelola khususnya diperuntukkan untuk pergudangan, seandainya ada kegiatan produksi atau apa, terus tentang ketenagakerjaan kita tidak sampai disitu. Sejak awal peruntukan gudang kita adalah untuk gudang, kalaupun ada ijin industri itukan dinas terkait yang memberikan ijin,” ungap Bapak Endang selaku perwakilan pengelola Kawasan Pergudangan Mutiara Kosambi.

Baca Juga :  KAI Resmikan Klinik Mediska di Stasiun Jatimulya, Siapkan Layanan Kesehatan untuk Operation Excellence

Sementara itu, pihak PT. MIP melalui bagian keuangannya membenarkan bahwa seluruh karyawan produksi merupakan pekerja harian lepas (PHL), yang hanya dibayar ketika mereka dipanggil untuk bekerja. Hal ini merupakan kebijakan perusahaan yang sudah berjalan guna mengurangi biaya pengeluaran kantor yang tidak berimbang dengan pemasukannya.

“Untuk yang sudah bertahun-tahun ada, tapi kita itu disini tapi kerja gak continue terus. Sekarang bapak, kalau disini harus sebagai karyawan tetap, mereka pasti ada hak-haknya, tapi perusahaan kita tidak sanggup,” ucap bagian keuangan, Kamis (06/07).

Limbah plastik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan baku biji plastik

Selanjutnya pihak perusahaan juga tidak bisa menunjukkan secara jelas terkait perijinan dan legalitas yang dimiliki dengan alasan dokumen tersebut dipegang oleh atasan mereka yang sedang tidak berada dikantor pada saat itu.

“Aduh saya gak bisa janji, soalnya kan atasan saya lagi ada diluar,” tegasnya.

Baca Juga :  Persiapan Pelantikan Dewan DPRD Kabupaten Tangerang

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 (PP Pelaksana UU Cipta Kerja), karyawan yang telah bekerja selama 21 hari atau 3 bulan berturut-turut menjadi karyawan tetap (PKWTT), hal ini tertuang dalam Pasal 10 ayat (4) PP No. 35 Tahun 2021, yang berbunyi;

‘Dalam hal Pekerja/Buruh bekerja 21 hari (dua puluh satu) hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka Perjanjian Kerja  harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tidak berlaku dan Hubungan Antar Pengusaha dengan Pekerja/Buruh demi hukum berubah  berdasarkan PKWTT.’

Dari konfirmasi yang telah dilakukan nampak lemahnya pengawasaan dan penindakan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang terhadap perusahaan milik WNA yang beroperasi di Kawasan Pergudangan Mutiara Kosambi. Tidak hanya sampai disitu, Dinas Lingkungan Hidup juga kurang berperan aktif dalam pengawasan sehingga muncul pabrik pengolahan limbah di lingkungan masih dekat dengan kawasan padat penduduk.

Selain itu, Satpol PP Kabupaten Tangerang juga perlu mengambil tindakan tegas terhadap keberadaan pabrik pengolahan limbah plastik tersebut yang diduga tidak memiliki perijinan yang jelas. (*SR/bly)

Berita Terkait

Menkopolkam BG, Pemerintah Tetapkan 4 Pulau Masuk Wilayah Provinsi Aceh
DLH Serbu Teluknaga, Sampah Menumpuk Langsung Hilang
Ribuan Alumni Boedoet 145 Hadiri Konser Iwan Fals di Jakarta Selatan
Gugatan Hukum dan Putusan Pengadilan Patahkan Klaim KLB Zulmansyah, Hendry Ch Bangun Masih Ketua Umum Sah PWI
Vihara AVG Gelar Baksos Akbar “Light of Love 2025”: Bagikan 10.000 Kacamata, Cek Gula Darah, dan Makan Siang Gratis
PT Alakasa Industrindo, Tbk: Kinerja Kuartal I 2025 Meningkat Signifikan
World Cucumber Day, Kesegaran Berbalut Eksentrisme
Wine Palace Angkat Produk Lokal di National Wine Day 2025

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 20:13 WIB

Menkopolkam BG, Pemerintah Tetapkan 4 Pulau Masuk Wilayah Provinsi Aceh

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:47 WIB

DLH Serbu Teluknaga, Sampah Menumpuk Langsung Hilang

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:33 WIB

Ribuan Alumni Boedoet 145 Hadiri Konser Iwan Fals di Jakarta Selatan

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:01 WIB

Gugatan Hukum dan Putusan Pengadilan Patahkan Klaim KLB Zulmansyah, Hendry Ch Bangun Masih Ketua Umum Sah PWI

Minggu, 15 Juni 2025 - 17:06 WIB

Vihara AVG Gelar Baksos Akbar “Light of Love 2025”: Bagikan 10.000 Kacamata, Cek Gula Darah, dan Makan Siang Gratis

Berita Terbaru

Breaking News

DLH Serbu Teluknaga, Sampah Menumpuk Langsung Hilang

Selasa, 17 Jun 2025 - 14:47 WIB

ILUSTRASI: peserta didik baru. (Foto: iStock/Ist).

Pendidikan

Situs Web SPMB Sulit Diakses, Disdik DKI Jakarta Sarankan Hal Ini

Selasa, 17 Jun 2025 - 13:44 WIB