JAKARTA, suararealitas.co – Dalam upaya mengendalikan cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
Diketahui, kegiatan ini berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI).
Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo menjelaskan, bahwa potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di wilayah DKI Jakarta.
“Potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat secara umum memiliki potensi tinggi. Bahkan hal ini juga didukung dengan proses penguapan air di wilayah Selat Sunda yang cukup cepat,” ujar Budi, seperti dikutip suararealitas.co, Selasa (18/2/2025).
Budi menambahkan bahwa potensi hujan ekstrem terpantau berhasil ditekan dengan catatan stasiun penakar di wilayah DKI Jakarta.
“Potensi curah hujan ekstrem dapat terkendali dengan pelaksanaan OMC, tercatat juga di beberapa stasiun penakar curah hujan tidak ada yang mencapai kategori lebat di atas 50mm per-hari,” terangnya.
“Terpantau curah hujan intensitas sedang terdeteksi di wilayah Pulo Mas dengan intensitas 24 mm per-hari,” sambungnya
Kendati demikian, Michael Sitanggang selaku Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD Provinsi DKI Jakarta sekaligus juru bicara pelaksanaan kegiatan OMC tahun 2025 menyampaikan, bahwa strategi yang diterapkan pada hari ini dengan melaksanakan 2 kali soti penerbangan untuk menekan hujan ekstrem.
“Misi yang telah dilakukan hari ini dilakukan pada pukul 13.00-14.41 WIB dengan area penyemaian wilayah Barat dan pada pukul 15.00-16.50 WIB dengan area penyemaian wilayah Barat-Barat Daya-Barat Laut. Area ini disasar untuk menurunkan potensi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada siang hari,” ungkap Michael.
Michael menjelaskan secara keseluruhan pelaksanaan OMC hingga hari ini telah dilaksanakan sebanyak 7 sorti dengan penggunaan bahan semai sebesar 5,6 ton garam NaCl foodgrade.
“Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk menekan potensi cuaca ekstrem dan mencegah bencana hidrometeorologi di wilayah DKI Jakarta,” pungkasnya.