JAKARTA, suararealitas.co – Dalam upaya memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman tentang implementasi regulasi ketenagakerjaan di dunia industri, enam mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan melakukan kunjungan ke PUK FSPTI-KSPSI Transjakarta.
Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran pengurus serikat pekerja dan diisi dengan diskusi intensif seputar Analisis Beban Kerja (ABK).
Dalam diskusi tersebut, mahasiswa menyoroti bagaimana perusahaan, khususnya Transjakarta, menerapkan ketentuan mengenai ABK yang telah diatur dalam perundang-undangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para pengurus serikat pekerja menjelaskan, bahwa ABK sangat penting untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang ideal, mendistribusikan beban kerja secara adil, serta menjaga kesejahteraan dan keselamatan para pekerja di lapangan.
Ketua PUK FSPTI-KSPSI Transjakarta, Pandu Apriyanto, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal FSPTI-KSPSI DKI Jakarta dan Wakil Sekretaris KSPSI DKI Jakarta, menekankan pentingnya proses analisis beban kerja dilakukan secara objektif dan partisipatif.
“Pekerja merupakan pihak yang paling memahami kondisi nyata di lapangan. Oleh karena itu, mereka perlu dilibatkan dalam proses ABK agar hasilnya benar-benar relevan dan bermanfaat,” ujarnya.
Pandu menambahkan, bahwa diskusi semacam ini menjadi bagian penting dari pendidikan ketenagakerjaan bagi generasi muda.
Ia mendorong agar lebih banyak mahasiswa terlibat aktif berdialog langsung dengan para pelaku industri dan serikat pekerja.
“Ini adalah bentuk investasi pengetahuan untuk masa depan dunia kerja Indonesia,” lanjutnya.
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Pandu menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar satu juta anggota aliansi buruh yang tergabung dalam berbagai organisasi seperti KSPSI, PPMI, KSBSI 92, dan lainnya, yang tengah menggodok dan mengevaluasi Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Hasil kajian tersebut direncanakan akan diajukan sebagai masukan resmi kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dalam rangka perbaikan menyeluruh terhadap sistem ketenagakerjaan nasional.
Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan.
Tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka mengenai kebijakan ketenagakerjaan, tetapi juga memperkuat koneksi antara dunia akademik dan praktik industri secara langsung.