JAKARTA, suararealitas.co – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi, mengikuti tren penurunan di pasar saham global.
Meskipun begitu, analisis teknis menunjukkan beberapa level support yang kuat, mengindikasikan potensi terbatasnya penurunan lebih lanjut.
Pemahaman terhadap level-level support ini krusial bagi investor untuk merumuskan strategi investasi yang tepat, khususnya strategi buy on weakness.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Koreksi IHSG hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang juga menekan bursa-bursa utama dunia.
Namun, keberadaan beberapa level support yang signifikan memberikan gambaran yang lebih optimistis.
Alih-alih melihat koreksi ini sebagai sinyal untuk keluar dari pasar, para analis menyarankan untuk memanfaatkannya sebagai peluang untuk membeli saham-saham yang dinilai undervalued (buy on weakness).
Berikut beberapa level support IHSG yang perlu diperhatikan;
1. 6940: Level ini mewakili swing low historis yang masih relevan dan valid hingga saat ini. Penurunan hingga level ini mewakili koreksi sekitar 0,6% dari posisi IHSG saat ini.
Level ini bertindak sebagai garis pertahanan pertama terhadap penurunan yang lebih tajam.
2. 6914: Level ini merupakan breakout gap. Breakout gap adalah celah harga yang terjadi ketika harga menembus suatu level resistensi dengan cepat.
Biasanya, breakout gap akan berfungsi sebagai support ketika terjadi pullback atau koreksi harga.
Artinya, jika IHSG turun hingga level ini, kemungkinan besar akan mendapatkan support dan memantul kembali.
3. 6696 – 6800: Rentang ini mewakili swing low terkini yang telah terbentuk. Penurunan hingga rentang ini menunjukkan koreksi sekitar 3% dari posisi IHSG saat ini.
Level ini merupakan support yang lebih kuat dibandingkan dua level sebelumnya, karena telah teruji dan terbukti menahan penurunan harga sebelumnya.
Keberadaan tiga level support yang berlapis ini menunjukkan bahwa penurunan IHSG secara teknikal memiliki banyak hambatan. Hal ini mengurangi risiko penurunan yang signifikan.
Oleh karena itu, koreksi saat ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang bagi investor untuk membeli saham-saham yang menarik dengan strategi buy on weakness.
Strategi Buy on Weakness
Strategi buy on weakness melibatkan pembelian saham ketika harga turun hingga mencapai level support yang kuat.
Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa penurunan harga bersifat sementara dan harga akan kembali naik di masa mendatang. Namun, penting untuk diingat bahwa strategi ini memiliki risiko.
Oleh karena itu, investor harus melakukan analisis yang cermat terhadap setiap saham sebelum memutuskan untuk membeli.
Opini
Koreksi IHSG saat ini tidak perlu dilihat sebagai sinyal untuk panik dan keluar dari pasar.
Sebaliknya, keberadaan beberapa level support yang kuat memberikan peluang bagi investor untuk menerapkan strategi buy on weakness.
Namun, kehati-hatian dan analisis yang mendalam terhadap kondisi pasar dan fundamental masing-masing saham tetap diperlukan sebelum mengambil keputusan investasi.
Bahkan, investor disarankan untuk selalu memiliki rencana trading yang terstruktur dan disiplin dalam mengeksekusinya.