Jakarta,Suararealitas.co– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalin kerja sama strategis dengan Yayasan Penyu Papua (YPP) dalam upaya perlindungan penyu dan pelestarian habitatnya di kawasan konservasi Raja Ampat dan Waigeo Barat. Kesepakatan ini dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kemitraan yang ditandatangani di Kantor YPP, Raja Ampat.
Kerja sama antara Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang dengan YPP mencakup berbagai kegiatan konservasi bersama, mulai dari pemantauan populasi penyu dan habitatnya, perlindungan ekosistem laut, hingga peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian spesies ini. Kegiatan edukasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian integral dari kemitraan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Model kemitraan ini menjadi salah satu pendekatan yang kami dorong untuk memperkuat konservasi berbasis wilayah, dengan prinsip kolaborasi dan keberlanjutan. Ini sejalan dengan visi pengelolaan laut yang sehat dan produktif,” ucap Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan, Koswara dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Senin (21/7).
Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan Kawasan Konservasi Kepulauan Raja Ampat dan laut sekitarnya dikenal memiliki tingkat keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi. Sehingga tujuan utama dari kemitraan ini adalah memperkuat perlindungan populasi penyu dan habitat alaminya yang semakin terancam oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim.
Kerja Sama Tiga Tahun
Perjanjian kemitraan berlangsung selama tiga tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi berkala. Kegiatan monitoring dan evaluasi dirancang dilakukan setidaknya satu kali dalam setahun, dengan evaluasi triwulanan oleh BKKPN Kupang untuk menjamin akuntabilitas dan efektivitas program.
Direktur Konservasi Spesies dan Genetik, Sarmintohadi, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi nasional pelestarian spesies terancam punah. “Penyu merupakan spesies kunci dalam ekosistem laut. Kemitraan ini sangat penting untuk memastikan langkah konservasi kita berbasis ilmu pengetahuan dan melibatkan masyarakat sebagai garda depan pelestarian,” ujarnya.
Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi menyampaikan bahwa kemitraan dengan organisasi lokal seperti YPP sangat penting dalam mendukung pengelolaan kawasan konservasi yang lebih efektif. “Walau penyu belum menjadi target utama konservasi kami, upaya ini penting sebagai langkah awal untuk mendapatkan data valid tentang populasi dan genetika penyu. Ini juga membuka peluang kerja sama lanjutan dengan mitra pendukung seperti Blue Abadi Fund,” ujarnya.
Ketua YPP, Ferdiel Ballamu, menyebut kolaborasi ini merupakan bentuk pengakuan atas upaya YPP dalam pelestarian penyu selama ini. Pihaknya berharap program ini tidak hanya berkontribusi pada konservasi penyu, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat melalui pendidikan lingkungan hidup dan pemberdayaan lokal.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menekankan pentingnya perlindungan spesies laut prioritas serta pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan.