Harmoni dan Disonasi: Mencari Keseimbangan di Tanjung Priok yang Berubah

- Jurnalis

Selasa, 10 Juni 2025 - 21:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanjung Priok, Suararealitas.co – 10 Juni 2025, Nama yang membangkitkan citra pelabuhan maritim bersejarah. Dahulu, kawasan ini dikenal sebagai perpaduan unik antara kearifan lokal dan budaya Betawi yang kental.  

Rumah-rumah panggung berdiri kokoh di tepi laut, diselingi dermaga-dermaga tua yang menjadi saksi bisu pertukaran budaya dan perdagangan.  Suara gelak tawa nelayan bercampur dengan alunan musik gambang kromong, menciptakan harmoni kehidupan yang khas.  

Bau amis laut berpadu dengan aroma rempah-rempah dari pasar tradisional, menciptakan aroma unik yang tak terlupakan.  Tanjung Priok kala itu, lebih dari sekadar pelabuhan; ia adalah jantung denyut nadi kehidupan masyarakat pesisir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, seiring perjalanan waktu, Tanjung Priok mengalami transformasi drastis.  Perkembangan ekonomi dan kebutuhan logistik yang terus meningkat telah mengubah wajahnya.  

Pelabuhan kecil yang dulu hanya diramaikan perahu-perahu nelayan kini menjelma menjadi pusat logistik modern yang sibuk. 

Baca Juga :  Dandim 1710/Mimika Pimpin Sidang Jabatan Bintara dan Tamtama Triwulan I 2025

Kapal-kapal kontainer raksasa berlabuh di dermaga-dermaga baru yang megah, mengangkut barang-barang dari berbagai penjuru dunia.  Aktivitas bongkar muat berlangsung siang dan malam, tanpa henti.

Transformasi ini, meski membawa kemajuan ekonomi, juga menimbulkan sejumlah tantangan. Peningkatan jumlah kendaraan berat yang lalu lalang di jalan-jalan sempit menyebabkan kemacetan dan polusi udara. 

Debu beterbangan di udara, mengaburkan keindahan panorama laut yang dulu begitu memikat. Rumah-rumah panggung tradisional banyak yang tergusur, digantikan oleh bangunan-bangunan modern yang tinggi menjulang.  Kearifan lokal dan budaya Betawi yang dulu begitu kental, kini seakan terpinggirkan.

Para nelayan tradisional pun menghadapi persaingan yang ketat dengan perusahaan-perusahaan logistik besar.  Mata pencaharian mereka terancam,  kehidupan yang dulu harmonis kini dibayangi oleh ketidakpastian. 

Generasi muda pun cenderung meninggalkan kampung halaman mereka, mencari pekerjaan di kota-kota besar lainnya.

Pemerintah dan berbagai pihak terkait menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian budaya. 

Baca Juga :  Art Policing Ajak Masyarakat Kebumen Lebih Patuh dan Tertib Berlalu Lintas

Upaya-upaya untuk melestarikan budaya Betawi di Tanjung Priok terus dilakukan,  seperti penyelenggaraan festival budaya dan pembangunan museum maritim.  

Namun,  upaya-upaya tersebut masih perlu ditingkatkan agar lebih efektif dan berdampak luas. Tantangan yang dihadapi Tanjung Priok saat ini bukanlah sekadar masalah infrastruktur dan ekonomi semata.  Ia juga merupakan masalah sosial dan budaya yang kompleks.  

Bagaimana menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan pelestarian budaya dan lingkungan hidup menjadi pekerjaan rumah yang harus dijawab bersama. 

Tanjung Priok harus tetap menjadi pelabuhan yang maju dan modern, namun tetap mempertahankan identitas dan kearifan lokalnya sebagai warisan budaya bangsa.  

Harapannya,  generasi mendatang masih dapat merasakan pesona Tanjung Priok yang dulu,  dengan sentuhan modernitas yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. 

Agar Tanjung Priok tak hanya menjadi pusat logistik, tetapi juga tetap menjadi tempat bernaungnya kearifan lokal dan budaya Betawi yang kaya.

Berita Terkait

Tersangka Kericuhan Demo di Bali Bertambah Jadi 15 Orang
Ketum CP Nainggolan Usulkan Jumhur dan Mira Masuk Kabinet Merah Putih
Pernikahan Bagus JB dan Olivia Jadi Sorotan, Simbol Kasih dan Persaudaraan Dua Daerah
Pembinaan Generasi Gen Z, Saka Dirgantara Lanud Husein Sastranegara Gelar Persami
Mendagri: Anggaran Pemda Harus Berdampak bagi Masyarakat
Dimulainya KKN Kelompok 04 IUQI Bogor di Desa Cibitung Wetan, Pamijahan: Berkontribusi untuk Kemajuan
Mendagri Ingatkan Jajarannya Susun Program Berdampak Nyata
Ditjen Polpum Kemendagri Luncurkan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih di Denpasar

Berita Terkait

Rabu, 3 September 2025 - 19:14 WIB

Tersangka Kericuhan Demo di Bali Bertambah Jadi 15 Orang

Rabu, 27 Agustus 2025 - 11:56 WIB

Ketum CP Nainggolan Usulkan Jumhur dan Mira Masuk Kabinet Merah Putih

Senin, 25 Agustus 2025 - 12:01 WIB

Pernikahan Bagus JB dan Olivia Jadi Sorotan, Simbol Kasih dan Persaudaraan Dua Daerah

Minggu, 24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Pembinaan Generasi Gen Z, Saka Dirgantara Lanud Husein Sastranegara Gelar Persami

Jumat, 15 Agustus 2025 - 23:00 WIB

Mendagri: Anggaran Pemda Harus Berdampak bagi Masyarakat

Berita Terbaru