Jakarta,Suararealitas.co – Ketua Umum Solidaritas Merah Putih yang juga Ex Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Silfester Matutina menyesalkan Wacana Pemakzulan Gibran oleh Forum Purnawirawan TNI.
“Saya sangat menyesalkan 8 Usulan tak bermutu dari Para Purnawirawan TNI itu, usulan-usulan itu tidak berdasarkan riset yang mendalam dan tidak ada dasar hukumnya. Tidak ada satupun dari 8 Poin Usulan itu yang masuk logika dan demi kebaikan Bangsa Kita. Semuanya Zonk dan Hanya membuat kegaduhan dan adu domba, termasuk salah satunya yang ingin Memakzulkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wapres, jelas Silfester.
Wapres Gibran bersama Presiden Prabowo adalah Pasangan Pemimpin yang dipilih oleh Mayoritas Rakyat sejumlah 58,59% atau 96.214.691 Suara Sah dalam Pemilihan Presiden yang Jurdil tanpa Kecurangan. Bandingkan jumlah mereka yang hanya 300 orang atau hanya 1/2 TPS dari 800.000 Titik TPS di Indonesia dan Luar Negeri atau hanya 0,0000031% dari Pemilih Prabowo-Gibran yang berjumlah 96.214.691 orang, sangat amat kecil jumlahnya. Lebih Aneh lagi koq Mantan Wapres Tri Sutrisno yang hanya dipilih oleh 1 orang yaitu Presiden Soeharto mau memakzulkan Wapres Resmi Negara RI yang dipilih 96.214.691 orang, tambahnya.
Prabowo-Gibran sudah menang proses gugatan di MK yang menggugurkan pihak Capres Anies Baswedan(01) dan Ganjar Pranowo(03) hingga ditetapkan secara resmi oleh KPU RI sebagai Pasangan Presiden Dan Wapres terpilih dan selanjutnya di lantik di Gedung MPR/DPR, Minggu,20 Oktober 2025 sebagai Capres dan Cawapres. Semenjak dilantik sebagai Presiden dan Wapres dan sampai saat ini 6 bulan memerintah, Prabowo-Gibran tidak ada melanggar prosedur maupun konstitusi, jadi tidak ada alasan apapun untuk dimakzulkan sesuai UUD 1945 Pasal 7A dan 7B yang menyebutkan bahwa Presiden atau Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atas usul Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Saya mensinyalir wacana ini sengaja dihembuskan untuk mengadudomba Prabowo, Gibran dan Jokowi serta Bangsa Kita seperti halnya Polemik Ijasah Jokowi, Isu Matahari Kembar, UU TNI dan lain-lain.
Silfester Matutita menyampaikan Pemakzulan Gibran hanya sasaran antara, tujuan utama adalah melengserkan Presiden Prabowo yang dilakukan oleh:
- Barisan Sakit Hati yang tidak dapat jabatan atau yang dicopot jabatannya di Era Jokowi dan Sekarang Prabowo
- Para Koruptor, Pengusaha Hitam dan Politisi Jahat yang terganggu urusannya
- Pendukung Capres yang belum Move On karena Kalah Pilpres
- Kaum Radikal Agama yang organisasinya di berangus di Era Jokowi
- 2 Menteri Prabowo dari Partai Biru yang kebelet ingin jadi Cawapres padahal baru 6 bulan membantu Prabowo.
- Pihak Asing yang ingin melemahkan Indonesia seperti George Soros yang mendanai Media dan LSM melalui Media Development Investment Fund (MDIF)
- Termasuk Para Pengamat dan Paranormal yang menakuti rakyat bahwa Indonesia akan Krisis, Gibran di Makzulkan dan Prabowo akan di Kudeta oleh Orang Kurus, padahal itu semua itu hanya halusinasi.
Kita harus percaya bahwa Prabowo-Gibran sangat kompak termasuk Hubungan dengan Pak Jokowi sangat amat baik dan tidak mungkin pecah, bahkan Presiden Prabowo baru saja mengutus Pak Jokowi sebagai utusan Indonesia untuk Pemakaman Sri Paus di Vatikan.
Untuk Pendukung Prabowo-Gibran dan Masyarakat luas saya mengajak jangan sampai kita terhasut dan terpecah belah. Kita harus solid dan bergandengan tangan, konsisten terus kawal Prabowo-Gibran hingga Sukses di 2029, bahkan kita Gas hingga 2035 apabila Rakyat dan Tuhan merestui dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 ditengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia yang tidak menentu.
Kita juga harus yakin dan percaya lawan-lawan politik Prabowo-Gibran dan Jokowi sudah frustasi dan kehilangan cara untuk mengadu domba dan menghancurkan karena Tuhan dan Rakyat bersama Kita.
Untuk barisan yang sakit hati kalo tidak mau kita bergandengan tangan bangun bangsa, kita tempur lagi di 2029 dengan ksatria”, pungkas Silfester Matutina.