Suararealitas.com, Banten – Ada lima ayat dalam nilai-nilai Pancasila salah satunya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan warisan dari para pendiri bangsa yang patut dicontoh serta dipraktikkan dalam sebuah kepemimpinan dan kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena bangsa Indonesia bangsa yang majemuk yang terdiri beragam agama suku dan bahasa. Oleh sebab itulah pentingnya visi keadilan sosial yang harus benar-benar di jalankan, demi menuju kesetaraan serta kesejahteraan bersama.
Ayat Kelima, visi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sangat la penting. Sebagai bangsa yang merdeka dalam sebuah perjuangan dan religius haruslah memiliki jiwa keadilan sosial, yakni bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial.
“Indonesia negara yang menjujung tinggi nilai-nilai keadilan sosial.
Ketua bidang Kominfo Setya Kita Pancasila (SKP) Roby menegaskan, Oleh sebab itu Jika ada kebijakan yang berusaha memarginalkan atau bahkan melupakan dan menghilangkan peran keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam proses pembangunan di negeri ini, maka itu adalah tindakan yang mengkhianati Visi Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Oleh karena itu, jika benar ada peta jalan pendidikan nasional dan kebijakan nasional tidak memasukan peran keadilan sosial dalam visi pendidikan nasional dan kebijakan nasional maka kebijakan tersebut harus dikoreksi karena tidak sesuai dengan visi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila,”Tegasnya.
Visi Keadilan Sosial amat lah penting, bukti nyata kepemimpinan bangsa yang harus dimulai dengan semangat dalam sebuah kepemimpinan. Ir Soekarno, Dr Hatta, M Natsir, Haji Agus Salim, Panglima Besar Jenderal Sudirman, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, Megawati Soekarno Putri, dan para pendiri bangsa dan pemimpin lainnya menyadari bahwa amanah kepemimpinan tidak hanya bersifat duniawi tetapi juga harus ukhrowi.
“Kepemimpinan tidak hanya membangun kemajuan fisik berdimensi material tetapi juga membangun jiwa berdimensi transendental. Hal itu tercermin dalam bingkai Pancasila,”Tuturnya.
Pewarta : RI