Jakarta,Suararealitas.co – PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS), perusahaan yang bergerak di bidang ekosistem kamera digital dan produk kreatif, menunjukkan performa mengesankan pada kuartal I-2025. Penjualan bersih tercatat mencapai Rp193 miliar, tumbuh 19,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp161 miliar.
“Pertumbuhan penjualan ini turut mendongkrak laba bersih DOSS sebesar 49,3%, dari Rp3,6 miliar di Q1 2024 menjadi Rp5,4 miliar di Q1 2025,” ujar Direktur Utama DOSS, Tahir Matulatan saat public expose di Jakarta, Jum’at (20/06/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini memperkuat kinerja keuangan perseroan di tengah meningkatnya permintaan akan produk kamera dan konten kreator di Indonesia.
Dari sisi neraca, total aset DOSS per Maret 2025 tercatat Rp267 miliar, naik 4% dari Desember 2024. Liabilitas juga mengalami kenaikan sebesar 5,4% menjadi Rp93 miliar, sementara ekuitas bertumbuh 3,2% menjadi Rp174 miliar.
Lebih lanjut, Tahir menyampaikan bahwa lonjakan kinerja ini tidak terlepas dari peningkatan kebutuhan akan perangkat digital di kalangan kreator. Pasar Indonesia yang sedang berkembang pesat mendorong pertumbuhan ekosistem visual yang DOSS sediakan.
Menurut data Mordor Intelligence, nilai pasar kamera digital global diprediksi naik menjadi USD 12,38 miliar pada 2030. Di Indonesia, tren pertumbuhan e-commerce, UMKM digital, dan lonjakan kreator konten di platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram menjadi pendorong utama.
“DOSS kini memegang 28% pangsa pasar kamera digital ritel Indonesia dan telah melayani lebih dari 99.000 pelanggan B2C serta ratusan mitra B2B dan B2G. Posisi ini mengukuhkan DOSS sebagai pemain utama dalam transformasi industri visual Indonesia,” ungkapnya.
Guna memperluas jangkauan, DOSS akan membuka gerai baru di Banjarmasin dan Semarang pada paruh kedua 2025. Toko-toko ini akan menghadirkan ruang multifungsi seperti studio, galeri, dan area pelatihan untuk membangun komunitas kreator lokal.
Secara strategis, DOSS juga mengembangkan platform Artisan Finder, program loyalitas, sistem afiliasi, hingga edukasi daring melalui B Film School. Semua langkah ini mengarah pada peningkatan layanan berbasis ekosistem dan memperkuat kepercayaan pelanggan.
Transformasi digital juga menjadi fokus utama. Dengan integrasi omnichannel antara toko fisik dan online, DOSS memastikan pelayanan konsisten dan efisiensi operasional melalui sistem inventaris waktu nyata dan otomatisasi rantai pasok.
Pada aspek media sosial, performa DOSS terus meningkat. Di Q1 2025, mereka mencatatkan 29 juta jangkauan, 551 ribu klik tautan, dan ratusan ribu interaksi konten. Ini menunjukkan keberhasilan strategi komunikasi brand melalui Reels, Shorts, dan siaran langsung.
Namun, DOSS juga menghadapi sejumlah tantangan eksternal, seperti fluktuasi nilai tukar, tekanan inflasi, dan ketidakpastian geopolitik. Dari sisi internal, integrasi sistem dan persepsi publik tentang kamera sebagai produk “niche” menjadi tantangan tersendiri.
Menanggapi hal itu, DOSS mengedepankan nilai berbasis komunitas. Mereka aktif menggelar lebih dari 40 workshop per bulan, mendorong partisipasi kreator pemula hingga profesional melalui program showcase, diskusi, dan pendampingan konten.
Target penjualan DOSS pada 2025 adalah Rp700 miliar dengan laba bersih Rp25 miliar. Untuk mencapainya, DOSS terus memperluas kanal distribusi, mendekatkan diri dengan komunitas visual, serta berinovasi dalam produk dan layanan.
Lebih lanjut, Tahir menyebut, pasar kamera digital Indonesia belum jenuh, bahkan terus bertumbuh seiring meningkatnya kebutuhan akan konten visual berkualitas tinggi. Inilah peluang yang terus DOSS optimalkan untuk memimpin perubahan industri visual nasional.
DOSS bukan hanya toko kamera, melainkan platform penggerak ekonomi kreatif berbasis visual yang menyentuh berbagai segmen: dari kreator muda, pelajar, UMKM, hingga profesional industri film dan pernikahan.
“Dengan pendekatan menyeluruh, DOSS ingin menjadi mitra utama dalam perjalanan para kreator Indonesia,” tutupnya.