Di Balik Karaoke FM3, Ada Etalase Birahi yang Dilindungi ?

- Jurnalis

Selasa, 10 Juni 2025 - 13:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KOTA TANGERANG, Suararealitas.co – Pemukulan terhadap M. Eddy Sopyan saat menggelar aksi unjuk rasa damai di depan FM3 pada awal Juni 2025 memantik perhatian publik.

Dalam laporan resmi ke kepolisian bernomor LP/B/763/VI/2025, insiden itu terjadi setelah seseorang yang belum diketahui identitasnya meminta identitas massa aksi, sebelum kemudian terjadi kekerasan fisik yang menyebabkan luka di bagian bibir dan perut korban.

Aksi tersebut, menurut informasi yang tercantum dalam laporan, dilakukan untuk menyoroti aktivitas FM3 yang diduga melampaui batas fungsi tempat hiburan biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

FM3 Hotel & Transit membantah keras tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Manajemen justru menyalahkan warga sekitar yang dianggap “keberisikan” akibat kebisingan saat aksi unjuk rasa mahasiswa.

“Itu bukan preman, itu kayaknya warga. Soalnya mereka bawa toa, mungkin ada yang keberisikan,” ujar Seno, manajer operasional FM3, mencoba menepis dugaan keterlibatan pihaknya dalam insiden pemukulan aktivis mahasiswa Kamis (06/06/2025).

FM3 dikenal sebagai salah satu tempat karaoke eksklusif di Kota Tangerang, dengan sejumlah ruangan yang dinamai Amsterdam, London, dan Tokyo. Namun, di balik kemasan mewah dan pencahayaan remang, FM3 disinyalir menjadi pusat aktivitas terselubung yang mengarah pada dugaan praktik prostitusi.

Baca Juga :  YLKH Trisakti Bakal Gugat ke Mahkamah Agung Soal Penyelenggaraan Pengamanan Swakarsa

Ruangan karaoke dilaporkan dilengkapi dengan toilet pribadi, dan dalam satu lingkungan kompleks yang sama, terdapat sejumlah kamar yang diduga digunakan untuk kepentingan non-akomodatif.

Berdasarkan informasi dari beberapa mantan pekerja dan pengunjung, FM3 diduga tidak hanya menyediakan jasa karaoke, melainkan juga layanan “tambahan” yang tidak tercantum dalam daftar resmi.

Dugaan ini diperkuat oleh kesaksian tidak resmi yang menyebut bahwa proses negosiasi layanan tertentu terjadi secara diam-diam, namun dengan mekanisme yang terstruktur. Meskipun hal ini belum pernah terbukti melalui penindakan hukum terbuka, desas-desus tersebut telah lama menjadi pengetahuan umum di kalangan masyarakat sekitar.

Yang mengundang tanda tanya besar adalah, meski mencuat banyak dugaan pelanggaran, FM3 tidak pernah tersentuh oleh razia maupun penggerebekan.

Tidak tercatat adanya tindakan aparat yang menyasar lokasi ini, baik dari unsur Satpol PP, kepolisian, maupun dinas terkait. Ketiadaan penindakan ini menimbulkan dugaan bahwa terdapat pola perlindungan sistematis yang melibatkan berbagai pihak.

Dalam dugaan sementara, pola perlindungan terhadap FM3 tidak hanya melibatkan oknum aparat, tetapi juga menjangkau sejumlah tokoh sipil lokal.

Beberapa pihak menyebut bahwa oknum ketua ormas dan pimpinan kelompok tertentu berperan penting dalam menjaga agar operasional FM3 tetap berjalan tanpa hambatan.

Baca Juga :  Wujudkan Pemilu Damai 2024, Bhabinkamtibmas Kelurahan Galur Sambang Posko Pemilu 2024

Mereka diduga menjadi penghubung antara pengelola tempat hiburan dengan kekuatan informal di lapangan. Peran ini tidak selalu dibayar dengan uang, tetapi juga dalam bentuk fasilitas hiburan, akses khusus, dan kompensasi non-material lainnya.

Hubungan semacam ini disinyalir menjadi alasan mengapa FM3 tetap beroperasi secara “normal” meski banyak tempat hiburan lain kerap ditertibkan.

Tokoh-tokoh ini, menurut sumber yang enggan disebutkan identitasnya, juga berperan dalam meredam protes warga. Dalam beberapa kasus, warga yang mencoba melaporkan atau memprotes keberadaan FM3 justru mendapat tekanan balik, baik secara halus maupun terbuka.

Dalam konteks ini, kekerasan terhadap Eddy diduga berkaitan erat dengan keberaniannya mengangkat isu tersebut ke ruang publik.

Meskipun belum ada pernyataan resmi dari kepolisian yang mengaitkan langsung insiden pemukulan dengan isi aksi unjuk rasa, pola yang muncul memperlihatkan adanya resistensi terhadap upaya pengungkapan dugaan pelanggaran di FM3. Hal ini memperkuat kesan bahwa tempat tersebut tidak hanya hidup dari keuntungan bisnis semata, tetapi juga dari kompromi sosial-politik yang dijalin secara strategis.

FM3 dengan demikian bukan hanya tempat hiburan malam, melainkan bagian dari struktur sosial yang lebih dalam, tempat kepentingan ekonomi, perlindungan informal, dan kekuasaan lokal bertemu.

Berita Terkait

Ribuan Alumni Boedoet 145 Hadiri Konser Iwan Fals di Jakarta Selatan
Gugatan Hukum dan Putusan Pengadilan Patahkan Klaim KLB Zulmansyah, Hendry Ch Bangun Masih Ketua Umum Sah PWI
Vihara AVG Gelar Baksos Akbar “Light of Love 2025”: Bagikan 10.000 Kacamata, Cek Gula Darah, dan Makan Siang Gratis
PT Alakasa Industrindo, Tbk: Kinerja Kuartal I 2025 Meningkat Signifikan
World Cucumber Day, Kesegaran Berbalut Eksentrisme
Wine Palace Angkat Produk Lokal di National Wine Day 2025
Enthing Zainudin Kades Bulagor Genjot Pembangunan Infrastruktur
Seorang Pelajar Di Jakarta Utara Disabet Sajam, Polisi Diminta Bertindak Cepat

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:33 WIB

Ribuan Alumni Boedoet 145 Hadiri Konser Iwan Fals di Jakarta Selatan

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:01 WIB

Gugatan Hukum dan Putusan Pengadilan Patahkan Klaim KLB Zulmansyah, Hendry Ch Bangun Masih Ketua Umum Sah PWI

Minggu, 15 Juni 2025 - 17:06 WIB

Vihara AVG Gelar Baksos Akbar “Light of Love 2025”: Bagikan 10.000 Kacamata, Cek Gula Darah, dan Makan Siang Gratis

Jumat, 13 Juni 2025 - 22:54 WIB

World Cucumber Day, Kesegaran Berbalut Eksentrisme

Jumat, 13 Juni 2025 - 22:48 WIB

Wine Palace Angkat Produk Lokal di National Wine Day 2025

Berita Terbaru

Breaking News

Ribuan Alumni Boedoet 145 Hadiri Konser Iwan Fals di Jakarta Selatan

Minggu, 15 Jun 2025 - 23:33 WIB