Dewan Pakar Pemuda Katolik: Gereja Harus Menjadi Sahabat Kaum Muda di Era Paus Leo XIV

- Jurnalis

Jumat, 9 Mei 2025 - 19:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Suararealitas.co- Terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV pada Kamis, 8 Mei 2025, disambut hangat oleh umat Katolik di seluruh dunia dan masyarakat dunia. Bagi banyak kalangan, termasuk para aktivis dan pemikir keagamaan di Indonesia, momen ini bukan sekadar pergantian kepemimpinan rohani, melainkan awal baru bagi peran Gereja Katolik dalam merespons dinamika zaman.

“Pilihan nama Leo bukan hal sepele. Itu adalah sinyal kuat bahwa Paus baru ingin meneruskan semangat Paus Leo XIII yang dulu memperjuangkan hak-hak buruh dan martabat manusia,” ujar DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, S.SiT., M.H., M.Mar selaku Dewan Pakar Pengurus Pusat Pemuda Katolik, di Jakarta, (09/05/2025).

Selanjutnya DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa menambahkan, bahwa Paus Leo XIV dikenal sebagai pribadi yang membumi, dekat dengan umat, dan memiliki rekam jejak panjang dalam pelayanan di komunitas miskin dan marginal. Hal ini menurutnya penting, sebab Gereja saat ini ditantang untuk bukan hanya mengajarkan moralitas dari atas mimbar, tetapi turun ke tengah-tengah pergulatan umat manusia—dalam luka dan harapan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan latar belakang sebagai warga negara Amerika Serikat yang pernah menjadi misionaris dan pemimpin ordo religius, Paus Leo XIV diyakini memiliki wawasan global yang mampu menjembatani ketegangan geopolitik dengan nilai-nilai kemanusiaan universal. “Ia datang pada saat dunia sedang terfragmentasi secara sosial, ekonomi, dan ekologis. Dunia menanti seorang pemimpin yang bukan hanya religius, tetapi juga profetik,” jelas DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa.

Baca Juga :  Target 90.000 Pengunjung, SIAL Interfood 2024 Menjadi Platfoam Ideal Bagi Pelaku Industri

Dalam pandangan Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, peran Paus tidak berhenti pada urusan internal Gereja. Dunia saat ini memerlukan suara moral yang berani, termasuk dalam isu-isu lintas batas seperti krisis iklim, ketidakadilan sosial, hingga tantangan era digital. “Paus Leo XIV harus mampu menjadikan Gereja bukan hanya penjaga warisan spiritual, tetapi pelopor transformasi moral global,” ujar Capt. Hakeng.
 
Kepemimpinan Paus yang baru juga mendapat perhatian khusus dari kalangan muda Katolik, termasuk di Indonesia. Bagi organisasi-organisasi pemuda Katolik, terpilihnya Paus Leo XIV membawa harapan akan arah Gereja yang lebih terbuka, inklusif, dan relevan terhadap suara kaum muda. “Anak muda sekarang butuh Gereja yang hadir sebagai sahabat. Yang bisa mendengar, berdialog, dan menemani pencarian makna hidup mereka,” ujar Capt. Hakeng.
Ia menekankan pentingnya reformasi pastoral yang lebih empatik dan kontekstual. “Paus Leo XIV harus mendorong pendekatan pendidikan iman yang tidak hanya berorientasi pada dogma, tetapi membentuk kesadaran sosial, kritis, dan spiritualitas yang membumi,” ujarnya.

Baca Juga :  Menko Polkam Pastikan Sinergi Berkelanjutan Berantas Penyelundupan

Menurut DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, Gereja Katolik Indonesia juga bisa mengambil inspirasi dari semangat reformis Paus baru. Terutama dalam menguatkan kepemimpinan berbasis pelayanan dan keterlibatan pemuda serta perempuan dalam kehidupan gerejawi. “Ini bisa menjadi momentum bagi organisasi pemuda Katolik di tanah air untuk mentransformasikan dirinya sebagai agen perubahan sosial dan promotor dialog antariman,”kata Marcellus Hakeng Jayawibawa.

Sebagai negara dengan keberagaman agama yang tinggi, Indonesia disebut Captain Hakeng sebagai medan yang strategis bagi misi Paus dalam mempromosikan toleransi dan kerja sama lintas iman. “Kami berharap Paus Leo XIV terus mendorong Gereja agar lebih aktif membangun koalisi moral bersama agama-agama lain, demi menanggapi tantangan bersama seperti radikalisme, kemiskinan, dan degradasi lingkungan,” ujar DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa.

Kepemimpinan Paus Leo XIV memang baru dimulai, namun gema harapannya sudah terdengar kuat. Dengan nada optimis, ia menutup pernyataannya, “Kami percaya, Paus Leo XIV bukan hanya pemimpin Gereja Katolik, tetapi gembala umat manusia yang sedang mencari arah di tengah dunia yang sedang bergejolak,” imbuh Capt. Hakeng.

Berita Terkait

Umat Hindu Gelar Doa Kebangsaan untuk Perdamaian Bangsa dan Negara
BRI KC Cibubur Peringati Hari Pelanggan Nasional 2025, Perkuat Komitmen Layanan Prima
Presidium Civil Society Serukan Reformasi Pemerintah dan Hentikan Kekerasan terhadap Rakyat
Pemkap Sejuk dan Kondusif, Gelar Istighosah Bersama Elemen Masyarakat
Menkomdigi Apresiasi Terselenggaranya Kongres Persatuan PWI: Fokus Kawal Jurnalisme Profesional dan Berkualitas
Dua Penghargaan Sekaligus untuk Angelica Judith Micheldi di Rajamangala University of Technology Krungthep
Koalisi Serikat Pekerja Sampaikan 8 Tuntutan ke Presiden Prabowo
Film Sayap Garuda Angkat Pesan Stop Bullying

Berita Terkait

Sabtu, 6 September 2025 - 20:10 WIB

Umat Hindu Gelar Doa Kebangsaan untuk Perdamaian Bangsa dan Negara

Sabtu, 6 September 2025 - 09:05 WIB

BRI KC Cibubur Peringati Hari Pelanggan Nasional 2025, Perkuat Komitmen Layanan Prima

Kamis, 4 September 2025 - 17:52 WIB

Presidium Civil Society Serukan Reformasi Pemerintah dan Hentikan Kekerasan terhadap Rakyat

Kamis, 4 September 2025 - 15:35 WIB

Pemkap Sejuk dan Kondusif, Gelar Istighosah Bersama Elemen Masyarakat

Kamis, 4 September 2025 - 14:09 WIB

Menkomdigi Apresiasi Terselenggaranya Kongres Persatuan PWI: Fokus Kawal Jurnalisme Profesional dan Berkualitas

Berita Terbaru